Menurut Downing dalam Sani (2014) kreativitas dapat didefinisikan sebagai ״proses״ untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Kreativitas terkait dengan tiga komponen utama, yakni keterampilan berpikir kreatif, keahlian (pengetahuan teknis, prosedural dan intelektual), dan motivasi. Keterampilan berpikir kreatif untuk
memecahkan sebuah permasalahan ditunjukkan dengan pengajuan ide yang berbeda dengan solusi pada umunya. Pemikiran kreatif masing-masing orang akan berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam melakukan perdebatan terhadappermasalahan. Kemampuan siswa untuk mengajukan ide kreatif seharusnya dikembangkan dengan meminta mereka untuk memikirkan ide-ide atau pendapat yang berbeda dari yang diajukan untuk memikirkan ide-ide atau pendapat yang berbeda dari yang diajukan temannya. Pemikiran kreatif juga terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang relevan dengan ide atau upaya kreatif yang diajukan. Sementara itu, motivasi merupakan kunci untuk menghasilkan kreativitas. Pengajuan ide kreatif sangat terkait dengan motivasi internal dan minat seseorang untuk melakukan pekerjaan atau pemikiran kreatif yang dapat memberi kepuasan atas tantangan yang dihadapi.
Menurut Munandar (2012), kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian) dan dimensi psikomotor (keterampilan berpikir kreatif).
Dari gambar 2 tersebut dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan hasil dari proses yang terjadi pada sistem kognisi individu yaitu berpikir kreatif, yang tampak pada sikap yang ditunjukkannya melalui tindakan (psikomotor) dan mencirikan kepribadian individu tersebut (afektif). Jadi jelaslah bahwa kemampuan berpikir kreatif (kognitif) dan keterampilan berpikir kreatif (afektif dan psikomotor) merupakan bagian dalam pengembangan kreativitas.
Pada pembuatan tugas ini, penulis hanya menggunakan satu aspek kreatifitas saja yaitu dari aspek kognitif (berpikir kreatif).
1. Berpikir Kreatif
Menurut Munandar (2012) berpikir divergen (berpikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Definisi kemampuan berpikir secara kreatif dilakukan dengan menggunakan pemikiran dalam mendapatkan ide-ide yang baru, kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam penghasilannya.
Menurut Guilford dalam Munandar (2012) mengemukakan dua ciri kreativitas yang memunculkan perilaku kreatif. Dua ciri tersebut antara lain ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir sedangkan ciri non-aptitude ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Berikut ciri-ciri kreativitas yang ditinjau dari aspek kognitif (berpikir kreatif) serta penjelasannya.
- Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, ide jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan saran dan selalu memikirkan lebih dari satu kemungkinan penyelesaian
- Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi, maupun melihat masalah dari perspektif berbeda dan mampu mengubah pola pikir
- Keaslian atau orisinalitas adalah mampu melahirkan gagasan baru dan unik, mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian, mampu memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri
- Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperbaiki, memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide sehingga menjadi lebih baik dan menarik dibandingkan sebelumnya.
Berikut merupakan komponen berpikir kreatif:
No.
|
Indikator
|
Perilaku
|
1.
|
Berpikir lancar (fluency)
|
Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
|
Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari yang lain
| ||
2.
|
Berpikir luwes (flexibility)
|
Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda
|
Dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam contoh pemecahan masalah
| ||
Menghasilkan gagasan yang bervariasi
| ||
3.
|
Berpikir orisinil (originalty)
|
Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang tidak terpikirkan orang lain
|
Menciptakan ide-ide atau hasil karya yang berbeda dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru
| ||
4.
|
Berpikir detail (elaboration)
|
Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
|
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci
|
KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.10.2 Menganalisis sifat koloid (C4)
3.10.3 Menganalisis koloid dengan kehidupan sehari (C4)
3.10.4 Menganalisi bahan/zat yang berupa koloid dalam industri farmasi,kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain (C4)
Rubrik Penilaian Berpikir Kreatif
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
Level Kognitif
|
Indikator berpikir kreatif
|
Indikator Soal
|
|||
3.10 Menganalisis
peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
|
3.10.2
Menganalisis sifat koloid
|
C4
|
Berpikir luwes (flexibility)
|
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan
permasalahan melaui sifat-sifat
koloid yang mendukung
|
|||
3.10.3
Menganalisis koloid dengan kehidupan sehari-hari
|
C4
|
Berpikir detail
(elaboration) |
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan permasalahan dengan
jawaban yang detail dan terperinci dan dianalisis dari sifat koloid yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.
|
||||
3.10.4
Menganalisi bahan/zat yang berupa koloid dalam industri farmasi,kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain
|
C4
|
Berpikir orisinil
(originalty) |
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menganalisis bahan zat yang berupa
koloid dalam industri, farmasi, kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain .
|
||||
soal :
No.
|
Fase Terdispersi
|
Fase Pendispersi
|
Nama
|
Contoh
|
1.
|
padat
|
gas
|
aerosol
padat
|
asap
(smoke), debu di udara
|
2.
|
padat
|
cair
|
sol
|
sol
emas, sol belerang, tinta, cat
|
3.
|
padat
|
padat
|
sol
padat
|
gelas
berwarna, intan hitam
|
4.
|
cair
|
gas
|
aerosol
cair
|
kabut
(fog),awan
|
5.
|
cair
|
cair
|
emulsi
|
susu,
santan, minyak ikan
|
6.
|
cair
|
padat
|
Emulsi
padat
|
jeli,
mutiara, opal
|
7.
|
gas
|
cair
|
buih
|
buih
sabun, krim kocok
|
8.
|
gas
|
padat
|
Buih
padat
|
karet
busa, batu apung
|
No.
|
Liofil
|
Liofob
|
1.
|
Mudah
mengadsorpsi mediumnya
sehingga ukuran
partikelnya dapat semakin besar
|
Tidak
mengadsopsi mediumnya
|
2.
|
Efek
Tyndall kurang jelas
|
Efek
Tyndall sangat jelas
|
3.
|
Sukar
terkoagulasi
|
Mudah
terkoagulasi
|
4.
|
Bersifat reversible
(bila sudah
terkoagulasi dapat
dengan mudah
dijadikan
koloid lagi)
|
Irreversible (bila
sudah menggumpal sukar dikoloidkan lagi)
|
5.
|
Contohnya yaitu:
sabun, detergen, agar-agar,
kanji.
|
Contohnya yaitu:
sol logam, darah, sol Fe(OH)3
|
dari tabel di atas jelaskan sifat-sifat koloid dan coba jelaskan berdasarakn contohnya ?
Berikan contoh dari sifat koloid berikut:
a.
Efek
Tyndall
b.
Adsorbsi
c.
Koagulasi
-Salah satu penerapan sifat dialisa adalah proses hemodialisis. Berikan penjelasan mengenai hemodialisis!
Jawab : hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis”artinya pemisahan zat zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat zat racun, melalu proses penyaringan diluar tubuh karena ginjal tidak mampu lagi membuang sisa sisa metabolisme dalam tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’.
- Mengapa kosmetik ( untuk rambut, kulit, badan/tubuh )hamper 90% dibuat dalam bentuk koloid?
Jawab : Karena koloid memiliki sifat sebagai berikut :
· Mudah dibersihkan
· Tidak merusak kulit dan rambut
· Mengandung dua jenis bahan yang tidak saling melarutkan
· Mudah menyerap berbagai bahan yang berfungsi sebagai, pelembut, pewangi, dan pewarna.
No.
|
Skor 0
|
Skor 1
|
Skor 2
|
Skor 3
|
Skor 4
|
1.
|
Tidak
Menjawab
|
Memberikjawaban,
namun tidak dengan konsep yang mendukung
|
Memberikjawaban,
namun konsep yang mendukung tidak tepat
|
Memberikan
jawaban, namun konsep yang mendukung kurang tepat
|
Memberikan
jawaban dan relevan dengan konsep yang mendukung
|
2.
|
Tidak
Menjawab
|
Memberikan
jawaban, namun jawaban tidak dapat dipahami
|
Memberikan
jawaban namun jawaban tidak terperinci dengan jelas
|
Memberikan
jawaban namun jawaban kurang terperinci dengan jelas
|
Memberikan
jawaban dan terperinci dengan jelas
·
|
3.
|
Tidak
Menjawab
|
Memberikan
jawaban dengan contoh tidak relevan
|
Memberikan
jawaban berupa 2 contoh dengan landasan yang tidak relevan
|
Memberikan
jawaban berupa 2 contoh dengan landasan yang relevan
|
Memberikan
jawaban berupa contoh lebih dari 2 dan landasan relevan
·
|
Soal
uraian berisi 5 pertanyaan dengan skor minimal 5 dan maksimal 20 dimana
interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut :
Skor
Minimum
|
:
|
1 x 5 = 5
|
Skor
Maksimum
|
:
|
4 x 5 = 20
|
Kategori
Kriteria
|
:
|
4
|
Rentang
Nilai
|
:
|
(20-5)/4 =
3,75
|
Tabel kategori Soal Uraian
Nilai
|
Skor
|
% Nilai Soal Uraian
|
Kategori Soal Uraian
|
4
|
16,25 – 20
|
81,25 – 100
|
Sangat baik
|
3
|
12,50 – 16,24
|
62,5 – 81,20
|
Baik
|
2
|
8,75 – 12,49
|
43,75 – 58,33
|
Cukup baik
|
1
|
5 – 8,74
|
25 – 43,71
|
Kurang baik
|
Pada
Soal Uraian, kemampuan berpikir kreatif menggunakan rumus untuk
mencari persentase rata – rata seperti dibawah ini:
Presentase
= (Jumlah Skor hasil observasi/Skor Maksimum) x 100%
PERMASALAHAN :
Bagaimana menerapkan penilaian kreatifitas dalam berpikir kreatif? apa saja aspek yang harus di lihat dan juga berikan contoh dalam bentuk contohnya dalam pembuatan rubrik ?
bagaimana cara mengembangkan kreatifitas ?