Model Pembelajaran CTL menurut Sanjaya (2006) menyatakan bahwa belajar dalam CTL bukan hanya sekadar duduk, mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Lebih jauh ia mengupas bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Blanchard (Trianto, 2007) mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya
Sementara Trianto (2007) berpendapat pula mengenai CTL adalah pembelajaran yang terjadi apabila siswa menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga dan warga masyarakat. Sejalan dengan hal di atas, Muslich (2007) menjelaskan bahwa landasan filosofi CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal tetapi mengkonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupannya. Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, pembelajaran CTL merupakan suatu konsep pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Materi pelajaran akan bermakna bagi siswa jika mereka mempelajari materi tersebut melalui konteks kehidupan mereka.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), menawarkan bentuk pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. CTL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkan serta menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, peran siswa dalam pembelajaran CTL adalah sebagai subjek pembelajar yang menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Belajar bukanlah menghafal dan mengingat fakta-fakta, tetapi belajar adalah upaya untuk mengoptimalkan potensi siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Komponen Utama Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Menurut Trianto (2014) pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu, Constructivism (konstruktivisme), Inquiry (menemukan), Questioning (bertanya), Learning Community (masyarakat belajar), Modeling (pemodelan), Reflection (refleksi) dan Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya).
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Konstruktivistik merupakan landasan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dalam kontruktivistik, strategi lebih diutamakan dibanding seberapa banyak peserta didik memperoleh dan mengingat pengetahuan. Dalam kontruktivis, lebih diutamakan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan cara:
- Menjadikan pengetahuan bermakna bagi siswa
- Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
- Menyadarkan siswa menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2. Pemodelan (Modelling)
Dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru siswa, misalnya cara mengoperasikan suatu mesin, guru mendatangkan ahlinya kesekolah agar peserta didik dapat menirunya dan lain sebagainya. Pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dirancang dengan melibatkan siswa. Model juga dapat didatangkan dari luar yang ahli dibidangnya.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan dan aspek penting dari pembelajaran. Guru menggunakan Questioning (bertanya) untuk menuntun siswa berpikir bukannya penjejalan berbagai informasi penting yang harus dipelajari siswa. Bertanya digunakan sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Inti dari penerapan bertanya (questioning):
- Mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu
- Mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi
- Melatih siswa untuk berpikir kritis
4. Menemukan (Inquiry)
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Guru harus merancang suatu pembelajaran dalam bentuk kegiatan nememukan (inquiri) dalam bentuk apapun materinya yang diajarkan. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry:
- Observasi (Observation)
- Bertanya (Questioning)
- Mengajukan dugaan (Hipotesis)
- Pengumpulan data (Data gathering)
- Penyimpulan (Conclussion)
5. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Masyarakat belajar artinya bahwa seseorang kaya dengan pengetahuan dan pengalaman tatkala mereka banyak belajar dari orang lain, dalam masyarakat belajar hasil pembelajaran dapat diperoleh dari kerja sama dengan orang lain dengan sharring antar teman, antar kelompok dan mereka yang tahu ke yang belum tahu.Masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan maupun bakat dan minatnya. Praktik dalam pembelajaran ”masyarakat belajar” terwujud dalam:
- Pembentukan kelompok kecil
- Pembentukan kelompok besar
- Mendatangkan ahli ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, budayawan, petani, perawat, polisi, dll)
- Bekerja dengan kelas sederajat
- Bekerja kelompok dengan kelas yang diatasnya
- Bekerja dengan masyarakat
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan guru/pelajar menghubungkan antara pengetahuan peserta didik yang telah dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir pembelajaran, pembelajar menyisakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi, berupa pertanyaan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari ini, catatan atau jurnal dari buku peserta didik , kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Prosedur penilaian otentik adalah menunjukkan kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) peserta didik secara nyata penekanan penilaian otentik adalah pada penilaian yang tidak hanya mengacu pada hasil akan tetapi penilaian pada proses, bagaimana peserta didik memperoleh dan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Kemampuan berpikir kreatif
Munandar (2012) berpendapat untuk mengetahui tingkat kekreatifan seseorang, perlu adanya penilaian terhadap kemampuan berpikir kreatif. Berikut indikator penilaian berpikir kreatif beserta perilakunya.
1. Berpikir lancar (Fluency)
- Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan
- Arus pemikiran lancar
2. Berpikir luwes (flexibility)
- Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam
- Mampu mengubah cara atau pendekatan
- Arah pemikiran yang berbeda
3. Berpikir orisinil (Originality)
- Meberikan jawaban yang tidak lazim
- Memberkan jawaban yang lain dari pada yang lain
- Memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang
4. Berpikir terperinci (elaboration)
- Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan
- Memperinci detail-detail
- Memperluas suatu gagasan
Johnson (2014:214-215) menyatakan berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif yang membutuhkan aktivitas mental seperti:
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka.
3. Membangun keterkaitan, khususnya diantara hal-hal yang berbeda.
4. Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
6. Mendengarkan intuisi.
Idris (2015:50) menjelaskan, biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas dan menyukai kegemaran dengan aktivitas yang kreatif. Mereka biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri, lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya.
Indikator berpikir kreatif E. Paul Torrance dalam Davis (2012:359) mendeskripsikan kemampuan kreatif :
- Fluency adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide verbal non verbal dalam merespon masalah yang tidak memiliki satu jawaban benar.
- Flexibility adalah kemampuan untuk mengambil pendekatan berbeda untuk suatu masalah, memikirkan ide dalam kategori berbeda, atau melihat masalah dalam perspektif berbeda.
- Originality itu berarti keunikan, ketidaksamaan dalam pemikiran dan tindakan atau cara berpikir yang unik.
- Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperhalus, menyempurnakan, dan bahkan menerapkan ide.
- Transformasi berarti kreativitas, merubah satu ide atau objek lain dengan melakukan modifikasi, mengkombinasi, atau dengan melihat makna baru, dampak, penerapan, atau adaptasi ke pengguna baru.
Sintaks Inovasi Model Pembelajaran CTL
No
|
Sintaks
model CTL Konvensional
|
Sintaks CTL
Hasil modifikasi
(Inovasi)
|
Indikator
berpikir kreatif
|
Dampak
Inovasi Sintaks terhadap Kemampuan berpikir kreatif
|
1
|
KONSTRUKTIVISME
|
KONSTRUKTIVISME
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Menggali pengetahuan siswa mengenai materi sebelumnya dan kaitannya
dengan materi sekarang melalui fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan
· Memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan bagaimana persepsinya
mengenai materi sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang melalui
fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan
Diharapkan akan mampu memunculkan banyak
ide/pendapat/persepsi yang beragam dari siswa dalam memandang suatu fenomena
didalam kehidupan sehari-hari
|
|
Mengkondisikan siswa
|
Mengkondisikan siswa untuk fokus dalam mengikuti
kegiatan belajar yang akan dilakukan
|
|||
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
akan dicapai
|
Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai
|
|||
Memberikan motivasi
|
Memberikan motivasi dalam pembelajaran berupa
manfaat materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yakni faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
|
|||
Menggali pengetahuan prasyarat(pengetahuan awal)
yang dimiliki siswa
|
Menggali pengetahuan siswa mengenai materi
sebelumnya dan kaitannya dengan materi sekarang melalui fenomena yang sering
ditemui dalam kehidupan mengenai sifat-sifat koloid
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara luwes
(flexcibility)
|
||
Memberikan kesempatan siswa untuk
menyampaikan bagaimana persepsinya mengenai materi sebelumnya dan kaitannya
dengan materi sekarang melalui fenomena yang sering ditemui dalam kehidupan
mengenai sifat-sifat koloid
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
lancar(fluency)
|
|||
2
|
PEMODELAN (MODELLING)
|
PEMODELAN (MODELLING)
|
||
Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
|
Guru membuat kertas undian (yang telah
dipersiapkan sebelumnya)yang akan dipilih siswa dalam membentuk kelompok inti
dan kelompok materi sehingga bisa saling tutor sebaya
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Guru membuat kertas undian (yang telah dipersiapkan sebelumnya)yang akan
dipilih siswa dalam membentuk kelompok sehingga anggota kelompok sebaran
kemampuannya heterogen
· Menginstruksikan siswa untuk menelaah media/video/fenomena dikehidupan
serta menuliskan kaitannya dengan materi
Diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan
elaborasi (melihat secara detail), berpikir lancar dan luwes
|
||
Menyajikan media/video/fenomena dikehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan selanjutnya mengajukan
pertanyaan
|
Menyajikan media/video/fenomena dikehidupan
sehari-hari yang berkaitan serta melakukan praktikum sederhana dengan materi
sifat-sifat koloid dan selanjutnya mengajukan pertanyaan
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara luwes
(flexcibility)dan lancar
|
||
Menginstruksikan siswa untuk menelaah
media/video/
fenomena dikehidupan serta
praktikum sederhana yang telah dilakukan kemudian
menuliskan kaitannya dengan materi sifat-sifat koloid
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
luwes, lancar, dan berelaborasi
|
|||
3
|
BERTANYA (QUESTIONING)
|
BERTANYA (QUESTIONING)
|
||
Membimbing siswa melakukan tanya jawab/diskusi
|
Membimbing siswa melakukan tanya jawab/diskusi
bahkan observasi
|
Memungkinkan siswa untuk memperlluas gagasan
(elaborasi)
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Menginstruksikan anggota individual yang nantinya akan diakumulasi dengan
anggota kelompok menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
media/video/
· Fenomena yang ditampilkan sebelumnya dan kaitannya dengan materi faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
· Menginstruksikan siswa untuk menelaah masalah yang akan dicari solusinya
dalam kaitannya dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
· Menginstruksikan siswa mengenai prosedur dalam pembelajaran kemudian
membimbing siswa secara intens dalam bertanya
Dengan menambahkan kegiatan ini diharapkan dapat
meningkatkan daya pikir dan cipta gagasan siswa yang lebih baik dan lebih
terarah
|
|
Menginstruksikan anggota materi yang
nantinya akan diakumulasi dengan anggota inti menuliskan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan media/video/
Fenomena yang ditampilkan serta prsktikum
sederhana yang dilakukan sebelumnya dan kaitannya dengan materi sifat-sifat
koloid
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
luwes, lancar, dan berelaborasi
|
|||
Menginstruksikan siswa untuk menelaah
masalah yang akan dicari solusinya dalam kaitannya dengan materi sifat-sifat
koloid
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
|||
Menginstruksikan siswa mengenai prosedur
dalam pembelajaran kemudian membimbing siswa secara intens dalam bertanya
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
luwes, lancar, dan berelaborasi
|
|||
4
|
MENEMUKAN (INQUIRY)
|
MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)
|
||
Membimbing siswa untuk mencari tahu sendiri materi
pembelajaran dari berbagai sumber
|
Menginstruksikan siswa untuk mencari
kemungkinan masalah dan pemecahannya secara bersama-sama (antar anggota
1 kelompok/anggota kelompok 1 dan kelompok lain)
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Menginstruksikan siswa untuk mencari kemungkinan masalah dan pemecahannya
secara bersama-sama (antar anggota 1 kelompok/anggota kelompok 1 dan
kelompok lain
· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi pendukung dari
berbagai sumber-literatur (literasi) dan saling berbagi informasi tersebut
satu sama lain(sharing)
Diharapkan siswa dapat berbagi gagasan orisinil yang
didukung dengan lieratur yang relevan serta mendetail satu sama liannya
|
|
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencari informasi pendukung dari berbagai sumber-literatur (literasi) dan
saling berbagi informasi tersebut satu sama lain(sharing)
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
luwes, lancar, dan berelaborasi
|
|||
5
|
MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)
|
MENEMUKAN (INQUIRY)
|
||
Membantu siswa mengatasi permasalahan yang diberikan
|
Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan
pemecahan masalah yang dirasa paling tepat yang berkaitan dengan materi
sifat-sifat koloid dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil praktikum
sederhana yang telah dilakukan.
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan pemecahan masalah yang dirasa
paling tepat yang berkaitan dengan materi faktor yang mempengaruhi laju reaksi
dan fenomena yang ditelaah berdasarkan hasil pemodelan (langkah pemodelan)
· Menginstruksikan siswa untuk memberikan pemecahan masalah yang baru/belum
ada sebelumnya/memodifikasi tnetunya relevan dengan materi faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
· Memberikan siswa kesempatan untuk meninjau kembali relevansi pemecahan
masalah hasil temuan
Diharapkan siswa dapat memunculkan gagasan/pemecahan
gagasan baru hasil pemikiran secaram nedetail yang relevan dan belum
ditemukan sebelumnya
|
|
Memberikan kesempatan tanya jawab seputar hasil
diskusi
|
Menginstruksikan siswa untuk memberikan
pemecahan masalah yang baru/belum ada sebelumnya/memodifikasi tnetunya
relevan dengan materi sifat-sifat koloid
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
orisinil, luwes lancar, serta mendetail (elaborasi),
|
||
Memberikan siswa kesempatan untuk meninjau
kembali relevansi pemecahan masalah hasil temuan
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara luwes
atau dapat menghasilkan pendapat yang relevan dengan masalah/materi
|
|||
6.
|
REFLEKSI (REFLECTION)
|
REFLEKSI (REFLECTION)
|
||
Memberikan penguatan
|
Memberikan permasalahan yang bertolak
belakang dengan kemungkinan pemecahan masalah yang dipaparkan siswa agar
siswa lebih berpikir kritis
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara luwes
atau dapat menghasilkan pendapat yang relevan dengan masalah/materi, gagasan
yang beragam, orisinil, dan mampu mengubah arah pemikiran secara berbeda
|
Dengan menambahkan kegiatan :
Memberikan permasalahan yang bertolak belakang dengan kemungkinan
pemecahan masalah yang dipaparkan siswa
Memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi mendalam mengenai pemecahan
masalah dan permasalahan baru yang bertolak belakang
·
·
Diharapkan siswa dapat secara maksimal memanfaatkan
kemampuan berpikir yang dimiliki secara kreatif
|
|
Memberikan kesempatan siswa untuk
berdiskusi mendalam mengenai pemecahan masalah dan permasalahan baru yang
bertolak belakang
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
mendetail (elaborasi), memberikan hasil telaah yang orisinil
|
|||
Membimbing siswa untuk membuat ringkasan
|
Membimbing siswa untuk membuat ringkasan
|
|||
Memberikan siswa kesempatan untuk
menuliskan persepsinya tentang materi sifat-sifat koloid yang telah
didiskusikan, mulai dari permasalahan, pemecahan masalah, informasi pendukung
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
mendetail (elaborasi), memberikan hasil ringkasan yang orisinil
|
|||
7
|
PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC
ASSESSMENT)
|
PENILAIAN YANG SEBENARNYA (AUTHENTIC
ASSESSMENT)
|
||
Membantu siswa menyimpulkan
|
Membantu siswa menyimpulkan berdasarkan hasil
diskusi, dan penemuan
|
Dengan menambahkan kegiatan :
· Meluruskan miskonsepsi yang muncul pada saat diskusi
· Memberikan tes akhir berupa tes essay
Diharapkan siswa yang tadinya tidak mengerti dan
tidak memiliki gagasan kreatif dapat terasah, agar dapat berpikir secara
luwes/terbuka, orisinil, dan lancar
|
||
Meluruskan miskonsepsi yang muncul pada
saat diskusi
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara
luwes, lancar dan orisinil
|
|||
Memberikan tes akhir
|
Memberikan tes akhir berupa tes essay
|
Siswa dalam kegiatan ini dapat berpikir secara luwes
atau dapat menghasilkan pendapat dan jawabn yang relevan dengan
masalah/materi, gagasan yang beragam, orisinil, dan mampu mengubah arah
pemikiran secara berbeda
|
PERTANYAAN :
1. Menurut anda, apakah inovasi yang saya buat dapat memenuhi tuntutan pembelajaran pada masa yang akan datang?
2. Menurut anda, sudah cocokkah inovasi yang saya buat dengan indikator berpikir kreatif? berikan alasan.
3. Tolong berikan kritik dan saran atas inovasi yang saya lakukan pada model pembelajaran CTL ini!
1. Menurut anda, apakah inovasi yang saya buat dapat memenuhi tuntutan pembelajaran pada masa yang akan datang?
2. Menurut anda, sudah cocokkah inovasi yang saya buat dengan indikator berpikir kreatif? berikan alasan.
3. Tolong berikan kritik dan saran atas inovasi yang saya lakukan pada model pembelajaran CTL ini!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmenurut saya inovasi yg anda buat sudah bagus dan dapat diterapkan ke dalam pembelajaran dan alangkah baiknya jika siswa membuat kesimpulan sendiri namun tetap diberi penguatan oleh guru
BalasHapusmenurut saya inovasi yang kak wiwid buat sudah baik dan efektif sependapat dengan kak rina, alangkah baiknya jika siswa membuat kesimpulan sendiri namun tetap diberi penguatan oleh guru
HapusMenurut saya apa yang sudah rahmah buat sudah cukup baik, namun demikian alangkah baiknya jika ditambahkan LKPD sehingga siswa lebih terarah dalam berkegiatan,
BalasHapussaya setuju dengan pendapat kk rini, tambahan LKPD dibuat sesuai sintak CTL berbasis berpikir kreatif, terima kasih
HapusSaya setuju jg dgn kk rini bahwa disni perlu adanya tambahan alat atau lembar kerja siswa yg sudah tersistem agar muncul kemampua. Berpikir kratif siswa ini. Dan juga dalam model CTL ini kemampuan berpikir kreatif sudah nampak jelas di sintak2 nya terutama pada sintaks inkuiri dam masyarakat belajar di sintaks itu la siswa benar benar belajar mandiri dan sling bertukar ide dgn teman2 lainnya
HapusSaya setuju dengan pendapat teman2, sintaks inovasinya sudah cukup baik, ditambahkan lagi interaksi siswa yang mampu meningkatkan berpikir kreatif siswa secara terarah dengan menambahkan LKPD
HapusSaya setuju dengan pendapat teman-teman sebelumnya dimana sebaiknya dalam proses menyimpulkan siswa yang menyimpulkan sendiri dan diberikan LKPD sebagai penunjang untuk mengarahkan siswa keberfikir kreatif. Lalu untuk bagian pendahuluan sebaiknya dijelaskan fenomena yang seperti apa yang ingin dijelaskan
BalasHapussependapat dengan teman-teman semua, peserta didik dituntun untuk menyimpulkan pembelajaran dengan penguatan dari guru. bukan guru yang menyimpulkan secara langsung.
HapusSaya sependapat dengan pendapat teman-teman bahwa sebaiknya dalam proses menyimpulkan siswa yang menyimpulkan sendiri namun tetap dibimbing oleh guru dan dalam proses pembelajaran diberikan LKPD sebagai penunjang untuk mengarahkan siswa keberfikir kreatif. Lalu untuk bagian pendahuluan sebaiknya dijelaskan fenomena dalam kehidupan sehari-hari siswa agar dia merasakan manfaat dari hasil belajarnya tersebut
BalasHapussaya sependapat dengan fira bahwa siswa yang menyimpulkan sendiri namun tetap dibimbing oleh guru dan dalam proses pembelajaran diberikan LKPD sebagai penunjang untuk mengarahkan siswa keberfikir kreatif.
HapusMenurut anda, sudah cocokkah inovasi yang saya buat dengan indikator berpikir kreatif?
BalasHapusMenurut saya secara teori sudah dapat memunculkan kemampuan berpikir kreatif. karna saudaritelah mengkaji tahapan-tahapan pada sintak inovasi yang dibuat dipadukan dengan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa.