Kamis, 13 Desember 2018

Inovasi Sintaks Model Pembelajaran 5E (Learning Cycle) dan Dampaknya terhadap Kemampuan Argumentasi

Sintaks Model 5E (Learning Cycle)


Tahap pembelajaran siklus (learning cycle)
1. Pembengkitan Minat (Engagement)
      Tahap pembengkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap ini guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingitahuan siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakuakan dengan mengajukan pertanyaan tentang topik faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan). Dengan demikian siswa akan memberikan respon/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk mengetahui pengatahuan awal siswa tentang pokok bahasan. Kemudian guru perlu melakukan identifikasi ada tidaknya kesalahan konsep pada siswa. Pada fase ini juga siswa diajak untuk membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan depelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Dalam hal ini guru harus membangun keterkaitan antara pengalaman keseharian siswa dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.
2. Eksplorasi (Exploration)
      Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa. kemudian diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru untuk melakukan dan mencatat ide-ide melalui kegiatan-kegiatan praktikum atau telaah literatur. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah, sebagian benar.
3. Penjelasan (Explanation)
      Pada tahap ini guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat/ pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru serta mengatur jalannya diskusi. Dengan adanya diskusi tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi sehingga siswa dapat menemukan istilah-istilah dan konsep yang dipelajari.
4. Penerapan Konsep (Elaborasi)
      Penerapan merupakan kemampuan untuk menerakan suatu kaidah atau metode untuk menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata pada kasus atau problem yang kongkrit dan baru (Sri Esti Wuryani, 2006:212). Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai cirri-ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang mewakili konsep itu. Pada tahap elaborasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yag telah dipelajari dalam situasi baru atau konteks yang berbeda. Dengan demikian, siswa akan dapat belajar secara bermakna, karena telah dapat menerapkan/ mengaplikasikan konsep yang baru dipelajarinya. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat. Meningkatnya motivasi belajar siswa tentu dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
5. Evaluasi
      Evaluasi merupakan tahap akhir dari siklus belajar. Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahamana siswa dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, atau penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi proses penerapan siklus belajar, apakah berjalan cukup baik, baik, atau masih kurang.

Aspek pada Kemampuan Argumentasi

Kemampuan argumentasi menurut McNeill & Krajcik (2006) memuat aspek berupa evidence, claim, dan reasoning.
  1. Evidence menurut Wilson, Taylor, Kowalski & Carlson, (2010) merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan
  2. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. 
  3. Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti. 
Suatu argumen yang berkualitas harus mampu menghadirkan komponen tersebut dengan jelas dan logis. Komponen argumentasi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang tepat. Selama proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi kelas dengan mengajukan banyak pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengarahkan dan memberikan penjelasan materi, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam berargumen. Pertanyaan yang diajukan guru hanya berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban singkat atau pertanyaan yang bersifat mengulang, sehingga kurang mengakomodasi kemampuan berpikir peserta didik.

Berikut merupakan inovasi yang saya buat

Materi : Sifat-sifat Koloid 
Model : 5E (Learning Cycle)
Dampak : Kemampuan Argumentasi 
Pertemuan : Ke-1

No
Sintaks  learning Cycle 5E Konvensional
Sintaks learning Cycle 5E Hasil modifikasi
(Inovasi)

Alasan serta Dampak Inovasi Sintaks terhadap Argumentasi
1
ENGAGE
ENGAGE
alasan dilakukannya modifikasi karena pada sintaks konvensional tidak terspesifik kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivas siswa


dengan dilakukannya modifikasi diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan argumentasi serta berpikir kritis atas fenomena apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi sifa-sifat koloid
Guru memusatkan perhatian siswa dan memberikan motivasi
 Guru memusatkan perhatian siswa dan memberikan motovasi kepada siswa mengenai manfaat pembelajaran mengenai faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Guru menggali pengetahuan awal siswa mengenai konsep yang akan dipelajari (guru tidak memberikan penjelasan namun petanyaan berantai)
Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempelajari fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru melibatkan siswa untuk mencari tahu kaitan antara pengetahuan awal siswa dengan konsep baru yang akan siswa pelajari pada materi sifat-sifat koloid
Guru memberikan siswa suatu masalah terkait materi secara singkat untuk mengacu siswa memberikan pernyataan yang menjawab permasalahan tersebut  kemudian mengumpulkan pernyataan-pernyataan siswa dari materi sifat-sifat koloid.
2
EXPLORATION
EXPLORATION
Alasan dilakukan modifikasi karena pada fase ini siswa seharusnya diberi keleluasaan untuk berliterasi dalam hal untuk mempertegas keputusan apa yang mereka ambil untuk menyelesaikan masalah yang dipilih

Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan dapat berdampak positif kepada kemampuan siswa dalam berasumsi secara logis dan relevan


guru mengajak siswa untuk melakukan eksplorasi/penyelidikan
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi yang sebaran kemampuannya heterogen


Guru memberikan kesempatan siswa untuk berliterasi dengan studi literatur melalui pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubung-hubungkan fakta dan informasi-informasi tersebut. Dengan mengetahui mengenai pernyataan yang akan dikemukakannya, serta mengetahui prinsip ilmiah yang mencakup pernyataan tadi, maka siswa dapat memperdalam masalah tersebut dengan proyek yang dilakukan . Dengan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan tadi . 
Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk merumuskan prosedur/langkah-langkah bahkan sebuah produk yang dpat mengatasi masalah yang telah dipilih untuk dipecahkan. Rumusan prosedur ini di input dalam e-LKPD yang masih kosong
Guru menginstruksikan siswa untuk menemukan teori yang mendukung prosedur yang mereka susun unutk menciptakan solusi masalah
3
EXPLAIN
EXPLAIN

Pada hasil modifikasi dilakukan kegiatan yang lebih spesifik  dan pemberian kesempatan untuk siswa menyampaikan persepsinya.

Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berasumsi logis/berdasarkan fakta,bukti,teori serta kemampuan argumentasi,berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menganalisis dan memandang suatu masalah/fenomena.














Guru memberikan siswa kesempatan untuk menyampaikan pemahaman konsep yang mereka miliki
Guru memberikan kesempatan siswa untuk memaparkan konsep apa dan solusi apa yang siswa tawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dipilih
Guru membantu siswa untuk menyesuaikan pemahamannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa mampu untuk memaparkan pemahaman dan solusi yang ditawarkan
Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal. Guru hanya sebagai penyedia pedoman, sehingga siswa nantinya secara mandiri menentukan semua yang dibutuhkan dan apa yang harus dilakukan
4
ELABORATE
ELABORATE

Modifikasi ini dilakukan karena pada sintaks konvensional tidak terjabarkan secara spesifik kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran


Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan dapat kemampuan siswa dalam argumentasi mengaitkan satu dengan yang lain fenomena yang berhubungan dengan materi, dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif, kemampuan mengorganisasikan informasi serta pengambilan keputusan dlam pemecahan suatu masalah.





Guru memfasilitasi siswa untuk dapat menerapkan konsep yang telah diperoleh ke dalam situasi/permasalahan yang baru
Guru memfasilitasi siswa untuk dapat menerapkan konsep solusi masalah yang telah disusun sebelumnya dengan membuat sebuah produk tentunya melalui diskusi kelompok
Guru membantu siswa dalam mengaitkan antara konsep utama yang perlu siswa pahami, konsep awal yang siswa miliki serta konsep baru yang ditemukan siswa pada fase eksplorasi
Siswa mengaplikasikan apa yang sudah disusun berdasarkan teori pendukung dengan menciptakan suatu produk solusi yang merupakan hasil pemahaman konsep yang telah dilakukan sebelumnya
Guru memunculkan masalah baru yang bertolakbelakang dengan konsep yang telah dirumuskan siswa dalam proses pemecahan masalah.
5
EVALUATE
PRESENTING
Pada fase ini ditambahkan fase presenting/ fase dimana siswa menampilkan solusi/produk konsep yang ia dapatkan selama eksplorasi dan elaborasi


Dengan dilakukan modifikasi dapat berdampak positif pada kemampuan siswa dalam berasumsi secara logis, berpikir kritis dan kreatif dalam setiap proses pemecahan masalah.









guru mencari tahu kualitas dan kuantitas ketercapaian pemahaman siswa terhadap topik yang telah mereka pelajari.
Guru memberikan siswa kesempatan untuk mempresentasikan dan mengemukakan pendapatnya sendiri dengan menjawab masalah-masalah yang diberikan di awal pembelajaran serta menyimpulkan sendiripembenaran terkait pernyataan dan bukti sudah dilakukan melalui masing-masing terkait materi sifat-sifat koloid.
Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan persepsinya, berdiskusi, mengkritisi, memberikan saran atas apa yang telah ditampilkan.

Guru memberikan siswa kesempatan untuk mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
Guru memberikan siswa kesempatan  berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas kemudian siswa  harus menjelaskan mengapa ia harus memilih topik dalam pernyataan tersebut serta  mengemukakan pula konsep-konsep dan istilah-istilah yang tepat sesuai dengan studi literatur melalui pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubung-hubungkan fakta dan informasi-informasi tersebut. 
EVALUATE
Guru memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan atas penampilan produk, penyampaian konsep dan solusi masalah yang dipilih.
Guru meluruskan miskonsepsi atas persepsi siswa yang beragam agar tidak ada bias
Guru memberikan tugas tambahan berupa tugas essay berupa masalah yang membutuhkan nalar siswa

1.Dari ke3 model yang telah dimodifikasi, menurut anda model mana yang akan sangat mudah diterima oleh siswa?
2. Menurut, anda output dan outcome yang akan dihasilkan apakah akan maksimal jika sintaks yang sy modifikasi ini diterapkan?

Kamis, 06 Desember 2018

INOVASI SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN PJBL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
            Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Saat ini pembelajaran di sekolah-sekolah kita masih lebih terfokus pada hasil belajar berupa pengetahuan (knowledge) semata. Itupun sangat dangkal, hanya sampai pada tingkatan ingatan (C1) dan pemahaman (C2) dan belum banyak menyentuh aspek aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).  Ini berarti pada umumnya, pembelajaran di sekolah belum mengajak siswa untuk menerapkan, mengolah setiap unsur-unsur konsep yang dipelajariuntuk membuat (sintesis) generaliasi, dan belum mengajak siswa mengevaluasi (berpikir kritis) terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya. Sementara itu, aspek keterampilan (psikomotor) dan sikap (attitude) juga banyak terabaikan.

            Di dalam pelaksanaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah (sintaks) yang menjadi ciri khasnya dan membedakannya dari model pembelajaran lain seperti model pembelajaran penemuan (discovery learning model) dan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning model). Adapun langkah-langkah itu adalah:
(1) menentukan pertanyaan dasar;
(2) membuat desain proyek;
(3) menyusun penjadwalan;
(4) memonitor kemajuan proyek;
(5) penilaian hasil;
(6) evaluasi pengalaman.


Sintak Pembelajaran Berbasis Proyek di uraikan berikut ini:

 1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. 

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung penyelesaian proyek. 

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Proses monitoring dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik untuk merekam keseluruhan aktivitas penting. 

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. 

6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

            Model pembelajaran PJBL selalu dimulai dengan menemukan apa sebenarnya pertanyaan mendasar, yang nantinya akan menjadi dasar untuk memberikan tugas proyek bagi siswa (melakukan aktivitas). Tentu saja topik yang dipakai harus pula berhubungan dengan dunia nyata. Selanjutnya dengan dibantu guru, kelompok-kelompok siswa akan merancang aktivitas yang akan dilakukan pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa (kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa memiliki mereka terhadap proyek tersebut. Selanjutnya, guru dan siswa menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas) proyek mereka.
            Dalam berjalannya waktu, siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan yang dibutuhkan. Pada tahap berikutnya, setelah siswa melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knownledge) terkait konsep yang relevan dengan topik), hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya. Terakhir, guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan (aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih baik lagi.
            Banyak sekali manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini, misalnya:
(1) siswa menjadi pebelajar aktif;
(2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah;
(3) pembelajaran menjadi student centred);
(4) guru berperan sebagai fasilitator;
(5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
(6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri;
(7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada siswa; dsb.


Definisi Kemampuan Argumentasi

Kata argumentasi berasal dari kata “argumen” yang bearti alasan. Argumentasi merupakan usaha yang dilakukan seseorang dalam menyampaikan suatu pendapat yang disertai fakta yang menguatkan pendapat tersebut. Menurut Siegel (1995) argumentasi memainkan peran penting dalam membangun penjelasan, model dan teori-teori. Kemampuan argumentasi memainkan peran utama dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta pemahaman terhadap permasalahan dan suatu gagasan.
Menurut Deane dan Song (2014), kemampuan argumentasi merupakan salah satu kemampuan berpikir yang paling kompleks dalam proses pembelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran dengan mengembangkan kemampuan argumentasi adalah untuk mengenalkan literasi sains yang menyiapkan siswa untuk bertanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat dan warga negara di masa depan.
Aspek pada Kemampuan Argumentasi
Kemampuan argumentasi menurut McNeill & Krajcik (2006) memuat aspek berupa claim, evidence dan reasoning. 
  1. Claim merupakan pernyataan yang menjawab permasalahan. 
  2. Evidence menurut Wilson, Taylor, Kowalski & Carlson, (2010) merupakan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan. 
  3. Reasoning merupakan pembenaran terkait pernyataan dan bukti. 

Suatu argumen yang berkualitas harus mampu menghadirkan komponen tersebut dengan jelas dan logis. Komponen argumentasi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang tepat. Selama proses pembelajaran, guru cenderung mendominasi kelas dengan mengajukan banyak pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengarahkan dan memberikan penjelasan materi, sehingga peserta didik kurang terlatih dalam berargumen. Pertanyaan yang diajukan guru hanya berupa pertanyaan yang membutuhkan jawaban singkat atau pertanyaan yang bersifat mengulang, sehingga kurang mengakomodasi kemampuan berpikir peserta didik.

 Berikut sintaksis model pembelajaran PJBL hasil modifikasi pada materi sifat-sifat koloid beserta alasan dan dampaknya bagi kemampuan argumentasi siswa :

No



No
Sintaks  model PJBL Konvensional
Sintaks PJBL Hasil modifikasi
(Inovasi)
Indikator Argumentasi

Alasan serta Dampak Inovasi Sintaks terhadap Kemampuan Argumentasi

1
Penentuan pertanyaan mendasar (Questioning)
Questioning
Alasan memodifikasi langkah ini karena pada sintaks konvensional kurang tergambar dengan rinci apa yang akan dilakukan siswa.

Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan berdampak terhadap kemampuan argumentasi siswa

Guru bersama dengan siswa menentukan tema/topik proyek
Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan belajar dan melakukan review pembelajaran sub-bab sebelumnya
-

Guru memberikan motivasi  melalui contoh implikasi materi dalam kehidupan  sehari-hari dan menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi sifat-sifat koloid.
-

Guru memberikan siswa suatu masalah terkait materi secara singkat untuk mengacu siswa memberikan pernyataan yang menjawab permasalahan tersebut  kemudian mengumpulkan pernyataan-pernyataan siswa dari materi sifat-sifat koloid.
Memberikan pernyataan dari suatu masalah

Guru menginstruksikan siswa mencatat pernyataan-pernyataan yang dapat dibembuktikan dengan implikasi materi sifat-sifat koloid terhadap lingkungan maupun kehidupan sehari-hari
Berpikir detail (elaborasi)

Berpikir luwes

2
Mendesain perencanaan proyek
Planning
Alasan melakukan modifikasi pada langkah ini karena pada sintaks konvensional guru tekesan seperti hanya berperan sebagai fasilitator saja namun tidak terperinci fasilitator seperti apa dan bagaimana. Pada langkah hasil  modifikasi siswa bebas dalam merencanakan proyek apa yang dilakukan namun harus tetap dalam koridor relevan dengan materi dengan diawasi secara optimal oleh guru


Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan dapat meningkat kemampuan berpikir lancar, detail dan orisinil siswa serta dapat mempertahankan pendapat sendiri.



Guru memfasilitasi siswa untuk merancang langkah kegiatan penyelesaian proyek
Pernyataan penting yang telah dirumuskan sebelumnya, selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah topik/tema dalam penyusunan proyek  yang akan dikerjakan.
Berpikir luwes, lancar, elaborasi, orisinil

Guru menginstruksikan siswa untuk melakukan studi literatur melalui pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubung-hubungkan fakta dan informasi-informasi tersebut. Dengan mengetahui mengenai pernyataan yang akan dikemukakannya, serta mengetahui prinsip ilmiah yang mencakup pernyataan tadi, maka siswa dapat memperdalam masalah tersebut dengan proyek yang dilakukan . Dengan data ilmiah yang mendukung suatu pernyataan tadi . 
Berpikir lancar, luwes dan detail

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang sebaran kemampuan berpikirnya heterogen untuk nantinya menyusun proyek dengan konsep berbeda tiap kelompoknya
-

Guru memberikan LKPD yang  kegiatan siswanya masih kosong dan harus diisi sendiri oleh siswa sesuai dengan proyek apa yang akan mereka lakukan.
Berpikir detail

Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-

3
Menyusun jadwal
Researching
Alasan modifikasi yakni pada sintaks konvensional peran guru dan siswa terlalu umum dan tidak terperinci

Dengan dlikakukannya modifikasi diharapkan kesematan yang diberikan guru untuk siswa berliterasi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir detail, lancar, luwes dan orisinil sehingga hasil karya proyek memiliki ciri khas tersendiri (unik)

Guru memberikan pendampingan  kepada siswa melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancang
Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk siswa bertanya dan mengeluarkan pendapat mengenai proyek yang dilakukan.
Berargumentasi luwes dan detail

Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-

4
Memonitor siswa dan kemajuan proyek
Creating
Alasan modifikasi yakni pada sintaks konvensional siswa tidak diberikan kesempatan untuk berkreasi dengan apa yang sudah direncanakannya b erdasarkan pengembangan tema/topik yang dirumuskan sendiri oleh siswa


Dengan dilakukannya modifikasi ini diharapkan siswa dapat mengasah kemampuan berpikir orisinil, detail dan lancar yang dimilikinya serta dapat berpendapat sesuai dengan pemikirannya masing-masing.

Guru memfasilitasi dan memonitor siswa  dalam melaksanankan rancangan proyek yang telah dibuat
Guru memfasilitasi siswa dalam menciptakan ekperimen sederhana nya dengan pernyataan-pernyataan yang telah disampaikan melalui masalah-masalah yang timbul yang akan dirancang siswa itu sendiri.
-

5
Menguji hasil
Improving
Alasan dilakukannya modifikasi dikarenakan pada tahap ini siswa tidak hanya menguji hasil tetapi melakukan improvisasi/modifikasi terhadap rancangan proyek yang sudah mulai digarap sehingga jika terdapat irrelevansi akan diperbaiki.



Dengan dilakukannya modifikasi diharapkan proyek yang dirancang sendiri oleh siswa berjalan dan hasil yang dicapai sesuai target dan relevan dengan materi serta dapat meningkatkan kemampuan siwa dalam berargumentasi.

Guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan dan mempublikasikan karya
Guru mengawasi dan mengarahkan setiap kegiatan siswa agar proyek yang dirancang tidak melenceng dari tujuan pembelajaran awal
-

Setiap detail langkah dan alasan pemilihan langkah literatur serta tujuan yang ingin dicapai selama proyek dilakukan dicatat dengan rinci pada LKPD dan akan di persentasikan didepan kelas dengan percaya diri.
Berpikir detail (elaborasi)
6
Mengevaluasi pengalaman
Presenting
Alasan modifikasi yakni pada tahap presenting banyak kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam memunculkan dan meningkatkan kemampuan argumentasi seperti mengomentari hsail kelompok lain, menyampaikan persepsinya dalam berdiskusi dan menyimpulkan hasil proyek dan kaitannya dengan implikasi materi dalam kehidupan sehari-hari.



Dengan dilakukkannya modifikasi diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berargementasi dengan pendapat sendiri serta memuaskan siswa untuk menyampaikan masalahnya.

Guru dan siswa pada akhir pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek
Guru memberikan siswa kesempatan untuk mempresentasikan dan mengemukakan pendapatnya sendiri dengan menjawab masalah-masalah yang diberikan di awal pembelajaran serta menyimpulkan sendiri pembenaran terkait pernyataan dan bukti sudah dilakukan melalui proyej masing-masing terkait materi sifat-sifat koloid.
Berpikir orisinil dan lancar

Guru memberikan siswa kesempatan untuk mempertimbangkan pandangan-pandangan atau pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.


Guru memberikan siswa kesempatan  berusaha untuk mengemukakan pokok persoalannya dengan jelas kemudian siswa  harus menjelaskan mengapa ia harus memilih topik dalam pernyataan tersebut serta  mengemukakan pula konsep-konsep dan istilah-istilah yang tepat sesuai dengan studi literatur melalui pada fakta, informasi, evidensi, dan jalan pikiran yang menghubung-hubungkan fakta dan informasi-informasi tersebut. 


Guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil kerja siswa, menyampaikan kesimpulan pembelajaran dan proyek per individu . Guru meluruskan miskonsepsi yang muncul selama pembelajaran.


Guru memberikan tugas/soal latihan berupa soal essay terstruktur mengenai proses belajar dengan memberikan masalah dan siswa yang memberikan alternatif pemecahan yang membutuhkan nalar dan ide kreatif siswa dalam menjawab





1. Menurut anda apakah hasil inovasi saya sudah tepat untuk mengukur kemampuan berpikir siswa tersebut dalam argumentasi ?

2. Dalam tahap sintaks manakah yang perlu saya optimalisasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam argumentasi ?
3. Berikan kritik serta saran anda mengenai keseluruhan sintaksis model pembelajaran pjbl yang saya modifikasi!