Jumat, 22 Maret 2019

Penyusunan Rubrik Penilaian Kreatifitas (Berpikir Kreatif)

Menurut Downing dalam Sani (2014) kreativitas dapat didefinisikan sebagai ״proses״ untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Kreativitas terkait dengan tiga komponen utama, yakni keterampilan berpikir kreatif, keahlian (pengetahuan teknis, prosedural dan intelektual), dan motivasi. Keterampilan berpikir kreatif untuk
memecahkan sebuah permasalahan ditunjukkan dengan pengajuan ide yang berbeda dengan solusi pada umunya. Pemikiran kreatif masing-masing orang akan berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam melakukan perdebatan terhadappermasalahan. Kemampuan siswa untuk mengajukan ide kreatif seharusnya dikembangkan dengan meminta mereka untuk memikirkan ide-ide atau pendapat yang berbeda dari yang diajukan untuk memikirkan ide-ide atau pendapat yang berbeda dari yang diajukan temannya. Pemikiran kreatif juga terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang relevan dengan ide atau upaya kreatif yang diajukan. Sementara itu, motivasi merupakan kunci untuk menghasilkan kreativitas. Pengajuan ide kreatif sangat terkait dengan motivasi internal dan minat seseorang untuk melakukan pekerjaan atau pemikiran kreatif yang dapat memberi kepuasan atas tantangan yang dihadapi.

Menurut Munandar (2012), kreativitas merupakan suatu konstruk yang multidimensional, terdiri dari berbagai dimensi yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), dimensi afektif (sikap dan kepribadian) dan dimensi psikomotor (keterampilan berpikir kreatif).
Dari gambar 2 tersebut dapat dikatakan bahwa kreativitas merupakan hasil dari proses yang terjadi pada sistem kognisi individu yaitu berpikir kreatif, yang tampak pada sikap yang ditunjukkannya melalui tindakan (psikomotor) dan mencirikan kepribadian individu tersebut (afektif). Jadi jelaslah bahwa kemampuan berpikir kreatif (kognitif) dan keterampilan berpikir kreatif (afektif dan psikomotor) merupakan bagian dalam pengembangan kreativitas.

Pada pembuatan tugas ini, penulis hanya menggunakan satu aspek kreatifitas saja yaitu dari aspek kognitif (berpikir kreatif).

1. Berpikir Kreatif

Menurut Munandar (2012) berpikir divergen (berpikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Definisi kemampuan berpikir secara kreatif dilakukan dengan menggunakan pemikiran dalam mendapatkan ide-ide yang baru, kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam penghasilannya.

Menurut Guilford dalam Munandar (2012) mengemukakan dua ciri kreativitas yang memunculkan perilaku kreatif. Dua ciri tersebut antara lain ciri aptitude dan non-aptitude. Ciri aptitude ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir sedangkan ciri non-aptitude ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Berikut ciri-ciri kreativitas yang ditinjau dari aspek kognitif (berpikir kreatif) serta penjelasannya. 
  1. Kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, ide jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan saran dan selalu memikirkan lebih dari satu kemungkinan penyelesaian
  2. Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang bervariasi, maupun melihat masalah dari perspektif berbeda dan mampu mengubah pola pikir
  3. Keaslian atau orisinalitas adalah mampu melahirkan gagasan baru dan unik, mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian, mampu memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri
  4. Elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, memperbaiki, memperhalus, menyempurnakan, menerapkan ide sehingga menjadi lebih baik dan menarik dibandingkan sebelumnya.
Berikut merupakan komponen berpikir kreatif:


No.
Indikator
Perilaku
1.
Berpikir lancar (fluency)

Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, saran dalam penyelesaian masalah
Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari yang lain
2.
Berpikir luwes (flexibility)
Dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda
Dapat menerapkan konsep, sifat, atau aturan dalam contoh pemecahan masalah
Menghasilkan gagasan yang bervariasi
3.
Berpikir orisinil (originalty)
Mencetuskan masalah, gagasan atau hal-hal yang tidak terpikirkan orang lain

Menciptakan ide-ide atau hasil karya yang berbeda dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru
4.
Berpikir detail (elaboration)

Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci


KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis peran koloid dalam  kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.10.2 Menganalisis sifat koloid  (C4)
3.10.3 Menganalisis  koloid dengan kehidupan sehari (C4)
3.10.4 Menganalisi bahan/zat yang berupa koloid dalam industri farmasi,kosmetik, bahan makanan,  dan lain-lain (C4)

Rubrik Penilaian Berpikir Kreatif


Kompetensi Dasar
Indikator
Level Kognitif
Indikator berpikir kreatif
Indikator Soal

3.10 Menganalisis peran koloid dalam  kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
3.10.2 Menganalisis sifat koloid
C4
Berpikir luwes (flexibility)
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan permasalahan melaui sifat-sifat koloid yang mendukung

3.10.3 Menganalisis  koloid dengan kehidupan sehari-hari
C4
Berpikir detail
(elaboration)
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan permasalahan dengan jawaban yang detail dan terperinci dan dianalisis dari sifat koloid yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

3.10.4 Menganalisi bahan/zat yang berupa koloid dalam industri farmasi,kosmetik, bahan makanan,  dan lain-lain
C4
Berpikir orisinil
(originalty)
Soal memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menganalisis bahan zat yang berupa koloid dalam industri, farmasi, kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain .





soal :
No.
Fase Terdispersi
Fase Pendispersi
Nama
Contoh
1.
padat
gas
aerosol padat
asap (smoke), debu di udara
2.
padat
cair
sol
sol emas, sol belerang, tinta, cat
3.
padat
padat
sol padat
gelas berwarna, intan hitam
4.
cair
gas
aerosol cair
kabut (fog),awan
5.
cair
cair
emulsi
susu, santan, minyak ikan
6.
cair
padat
Emulsi padat
jeli, mutiara, opal
7.
gas
cair
buih
buih sabun, krim kocok
8.
gas
padat
Buih padat
karet busa, batu apung

No.
 Liofil
 Liofob
1.
Mudah mengadsorpsi  mediumnya
sehingga  ukuran  partikelnya  dapat semakin besar
Tidak mengadsopsi mediumnya
2.
Efek Tyndall kurang jelas
Efek Tyndall sangat jelas
3.
Sukar terkoagulasi
Mudah terkoagulasi
4.
Bersifat  reversible  (bila  sudah
terkoagulasi  dapat  dengan  mudah
dijadikan koloid lagi)
Irreversible  (bila  sudah menggumpal  sukar  dikoloidkan lagi)
5.
Contohnya  yaitu:  sabun,  detergen, agar-agar, kanji.
Contohnya  yaitu:  sol  logam, darah, sol Fe(OH)3

dari tabel di atas jelaskan sifat-sifat koloid dan coba jelaskan berdasarakn contohnya ?   
 Berikan contoh dari sifat koloid berikut:
a.       Efek Tyndall        
b.      Adsorbsi   

c.       Koagulasi

-Salah satu penerapan sifat dialisa adalah proses hemodialisis. Berikan penjelasan mengenai hemodialisis!

Jawab : hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis”artinya pemisahan zat zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat zat racun, melalu proses penyaringan diluar tubuh karena ginjal tidak mampu lagi membuang sisa sisa metabolisme dalam tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah ‘cuci darah’.

Mengapa kosmetik ( untuk rambut, kulit, badan/tubuh )hamper 90% dibuat dalam bentuk koloid?
Jawab : Karena koloid memiliki sifat sebagai berikut :
·      Mudah dibersihkan
·      Tidak merusak kulit dan rambut
·      Mengandung dua jenis bahan yang tidak saling melarutkan
·      Mudah menyerap berbagai bahan yang berfungsi sebagai, pelembut, pewangi, dan pewarna.


No.
Skor 0
Skor 1
Skor 2
Skor 3
Skor 4
1.
Tidak Menjawab
Memberikjawaban, namun tidak dengan konsep yang mendukung
Memberikjawaban, namun konsep yang mendukung tidak tepat
Memberikan jawaban, namun konsep yang mendukung kurang tepat
Memberikan jawaban dan relevan dengan konsep yang mendukung


2.
Tidak Menjawab
Memberikan jawaban, namun jawaban tidak dapat dipahami
Memberikan jawaban namun jawaban tidak terperinci dengan jelas
Memberikan jawaban namun jawaban kurang terperinci dengan jelas
Memberikan jawaban dan terperinci dengan jelas

·   
3.
Tidak Menjawab
Memberikan jawaban dengan contoh tidak relevan
Memberikan jawaban berupa 2 contoh dengan landasan yang tidak relevan
Memberikan jawaban berupa 2 contoh dengan landasan yang relevan
Memberikan jawaban berupa contoh lebih dari 2 dan landasan relevan

·   

Soal uraian berisi 5 pertanyaan dengan skor minimal 5 dan maksimal 20 dimana interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut :
Skor Minimum
:
1 x 5 = 5
Skor Maksimum
:
4 x 5 = 20
Kategori Kriteria
:
4
Rentang Nilai
:
(20-5)/4 = 3,75

Tabel kategori Soal Uraian
Nilai
Skor
% Nilai Soal Uraian
Kategori Soal Uraian
4
16,25 – 20
81,25 – 100
Sangat baik
3
12,50 – 16,24
62,5 – 81,20
Baik
2
8,75 – 12,49
43,75 – 58,33
Cukup baik
1
5 – 8,74
25 – 43,71
Kurang baik

Pada Soal Uraian, kemampuan berpikir kreatif menggunakan rumus untuk mencari persentase rata – rata seperti dibawah ini:

Presentase = (Jumlah Skor hasil observasi/Skor Maksimum) x 100%





PERMASALAHAN :
Bagaimana menerapkan penilaian kreatifitas dalam berpikir kreatif? apa saja aspek yang harus di lihat dan juga berikan contoh dalam bentuk contohnya dalam pembuatan rubrik ?

bagaimana cara mengembangkan kreatifitas ?