Sabtu, 06 Oktober 2018

Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendi­dikan. Kita ketahui bahwa pendidik dan peserta didik dalam interaksi pendidikan adalah sebagai manusia. Setiap peserta didik memiliki keunikan masing-masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, pendidikan memerlukan psikologi, sehingga dalam pengembangan kurikulum, psikologi menjadi landasan penting. Dengan adanya  psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.


Psikologi memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaranPengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 50) ”kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya dengan lingkungan”. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak; baik perilaku kognitif, afektif maupun psikomotor. Interaksi yang tercipta didalam situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis dari anak didik dan pendidik. Interaksi pendidikan di rumah berbeda dengan di sekolah. Interaksi antara anak dengan guru pada tingkat sekolah dasar berbeda dengan pada tingkat sekolah menengah pertama dan atas.
Anak didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik tersebut. Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Penyesuaian yang dimaksud berkaitan dengan segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya pendidikan lainnya.
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan sel telur dengan spermatosoid sampai dengan masa dewasa. Informasi tentang perkembangan individu diperoleh melalui studi yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanalitik, sosiologik dan studi kasus. Individu apakah itu seorang anak ataupun orang dewasa, merupakan kesatuan jasmani-rohani yang tidak dapat dipisah-pisahkan, dan menunjukkan karakteristik-karakteristik tertentu yang khas. Individu manusia adalah sesuatu yang sangat kompleks tetapi unik, yakni memiliki banyak aspek seperti aspek jasmani, intelektual, sosial, emosional, moral dan sebagainya, tetapi keseluruhannya membentuk satu kesatuan. Pandangan tentang anak sebagai makhluk yang unik sangat berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum pendidikan. Setiap anak merupakan pribadi tersendiri, memiliki perbedaan di samping persamaannya. Implikasi terhadap pengembangan kurikulum menurut Rudi Susilana dkk. (2006 : 22) yaitu:
a. Setiap anak diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat dan kebutuhannya.
b. Di samping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (Program inti) yang wajib dipelajari setiap anak di sekolah, disediakan pula pelajaran pilihan yang sesuai dengan minat anak.
c. Kurikulum di samping menyediakan bahan ajar yang bersifat kejuruan juga menyediakan bahan ajar yang bersifat akademik. Bagi anak yang berbakat dibidang akademik diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan selanjutnya.
d. Kurikulum memuat tujuan–tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai atau sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan pribadi yang utuh lahir dan bathin.

Psikologi belajar merupakan studi tentang bagaimana individu belajar. Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubahan tingkah laku, baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun psikomotor yang terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar. Gagne (1965 :5) merumuskan “Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth”. Menurut Gagne, perubahan tersebut berkenaan dengan disposisi atau kapabilitas individu. Sementara itu, menurut Hilgard dan Bower (1966) dinyatakan bahwa perubahan itu terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungan, sebagai reaksi terhadap situasi yang dihadapinya.
Mengetahui tentang psikologi belajar merupakan bekal bagi para guru dalam menjalankan tugas pokoknya, yaitu membelajarkan anak. Menurut Morris L. Bigge dan Maurice P. Hunt (1980), psikologi atau teori belajar yang berkembang pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga rumpun, yaitu: teori Disiplin Mental atau teori Daya (Faculty theory), Behaviorisme, dan Cognitive Gestalt Field atau organismik.
Misalakan, teori Cognitive Gestalt Field atau organismik mengacu kepada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna dari pada bagian-bagian, keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian. Manusia dianggap sebagai mahluk organisme yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Teori ini banyak mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Belajar berdasarkan keseluruhan
Dalam belajar siswa mempelajari bahan pelajaran secara keseluruhan, bahan-bahan dirinci ke dalam bagian-bagian itu kemudian dipelajari secara keseluruhan, dihubungkan satu dengan yang lain secara terpadu.
b. Belajar adalah pembentukan kepribadian
Anak dipandang sebagai makhluk keseluruhan, anak dibimbing untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara berimbang. Ia dibina untuk menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang memiliki keseimbangan lahir dan batin antara pengetahuan dengan sikapnya dan antara sikap dengan keterampilannya.
c. Belajar berkat pemahaman. Menurut aliran Gestalt bahwa belajar itu adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengetahuan.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar itu adalah pengalaman.Proses belajar itu adalah bekerja, mereaksi, memahami dan mengalami.Dalam belajar itu siswa aktif. Siswa mengolah bahan pelajaran melalui diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, demonstrasi, survey lapangan, karyawisata atau belajar membaca di perpustakaan.
e. Belajar adalah suatu proses perkembangan
Ada tiga teori yang perlu diketahui guru, yaitu: perkembangan anak merupakan hasil dari pembawaan, perkembangan anak merupakan hasil lingkungan, dan perkembangan anak merupakan hasil keduannya.
f. Belajar adalah proses berkelanjutan. 
Belajar itu adalah proses kegiatan interaksi antara dirinya dengan lingkungannya yang dilakukan dari sejak lahir sampai menginggal, karena itu belajar merupakan proses berkesinambungan.

Landasan Psikologis

Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar-individu, yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang, benda dan tumbuhan karena salah satunya yaitu kondisi psikologis yang dimilikinya. Benda dan tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Sedangkan binatang tidak memiliki taraf psikologis yang lebih tinggi dibanding manusia yang juga memiliki akal sebagai titik pembeda di antara keduanya.
Kondisi psikologis merupakan “karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungan”. Perilaku-perilakunya merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, prilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dan besar kaitannya  dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.

1)   Psikologi Perkembangan
Menurut J.P. Chaplin (1979) Psikologi perkembangan dapat diartikan sebagai “…that branch of psychology which studies processes of pra and post natal growth and the maturation of behavior.” Artinya, “psikologi perkembangan merupakan cabang dari psikologi-psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah kelahiran berikut kematangan prilaku”. Melalui kajian tentang perkembangan peserta didik diharapkan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan karakteristik peserta didik serta kemampuannya, materi atau bahan pelajaran apa saja yang sesuai dengan umur, bakat serta kemampuan daya tangkap peserta didik begitu juga dengan cara penyampainnya dengan berbagai metode yang dapat diterima dilihat dari sisi psikologis tiap peserta didik.
Dikenal ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan individu, yaitu pendekatan pentahapan (stage approach), pendekatan diferensial (differential approach), dan pendekatan ipsatif (ipsative approach). Menurut pendekatan pentahapan, perkembangan individu berjalan melalui tahap – tahap perkembangan. Setiap tahap perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang berbeda dengan tahap yang lainnya. Pendekatan diferensial melihat bahwa individu memiliki persamaan dan perbedaan. Atas dasar perbedaan dan persamaan tersebut individu dikategorikan dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Seperti pengelompokan atas dasar jenis kelamin, ras, agama, status sosial-ekonomi dan lain sebagainya. Kedua pendekatan itu berusaha untuk menarik atau membuat generalisasi yang berlaku untuk semua individu. Dalam kenyataannya seringkali ditemukan adanya sifat-sifat individual, yang hanya dimiliki oleh seorang individu dan tidak dimiliki oleh yang lainnya. Pendekatan yang berusaha melihat karakteristik individu-individu inilah yang dikelompokan sebagai pendekatan isaptif.
Dalam pendekatan pentahapan dikenal dua variasi. Pertama, bersifat menyeluruh mencakup segala segi perkembangan, seperti perkembangan fisik, dan gerakan motorik, social, intelektual, moral, emosional, religi, dan sebagainya. Kedua, pendekatan yang bersifat khusus mendekripsikan salah satu segi atau aspek perkembangan saja. Dalam pendekatan secara menyeluruh di kenal tahap-tahap perkembangan, banyak ilmuan yang mengadakan penilitian akan tahap-tahap perkembangan manusia dari segi psikologinya.
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, Syamsu Yusuf (2005:23), menegaskan bahwa penahapan perkembangan yang digunakan sebaiknya bersifat efektif, artinya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan erat. Atas dasar itu perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan dapat digambarkan melewati fase-fase berikut:
Tabel 1
Fase-Fase Perkembangan Individul
TAHAP PERKEMBANGANUSIA
Masa usia prasekolah0-6 tahun
Masa usia sekolah dasar6-12 tahun
Masa usia sekolah menengah12-18 tahun
Masa usia mahasiswa18-25 tahun

Setiap tahap perkembangan memiliki karakteristik tersendiri, karena terdapat dimensi-dimensi perkembangan tertentu yang lebih dominan dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya.
2)   Psikologi Belajar
        Psikologi belajar merupakan studi tentang bagaimana individu belajar, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala perubaha tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif maupun  psikomotorik terjadi karena proses pengalaman yang selanjutnya dapat dikatakan sebagai perilaku belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi karena instink atau karena kematangan serta pengaruh hal-hal yang bersifat kimiawi tidak termasuk belajar. Intinya adalah, bahwa psikologi sangat membantu para guru dalam merancang sebuah kegiatan pembelajaran khusunya untuk pengembangan kurikulum.
Menurut P. Hunt, ada tiga keluarga atau rumpunan teori belajar yang dibahas dalam psikologi belajar, yaitu teori disiplin mental, teori behaviourisme dan teori cognitif Gestald Field.

  1. a)   Teori disiplin mental
Menurut teori ini bahwa dari sejak kelahirannya atau secara herediter, seorang anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Menurut teori ini belajar adalah merupakan upaya untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut.

  1. b)   Teori behaviorisme
Teori ini berpijak pada sebuah asumsi bahwa anak atau individu tidak memiliki atau tidak membawa potensi apa-apa dari kelahirannya. Perkembangan anak ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari lingkungan, seperti lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga, alam, budaya, religi, dan sebagainya.

  1. c)   Teori kognitif gestald field
Menurut teori ini, belajar adalah proses pengembangan insight atau pemahaman baru atau mengubah pemahaman lama. Pemahaman tersebut terjadi apabila individu menemukan cara baru dalam menggunakan unsur-unsur yang ada dalam lingkungan, termasuk struktur tubuhnya sendiri.Gestalt Field melihat bahwa belajar, merupakan perbuatan yang bertujuan, eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Pemahaman atau insight merupakan citra dari perasaan tentang pola-pola atau hubungan.


Permasalahan :

1. Dalam praktek pembelajaran di sekolah memiliki prinsip-prinsip yaitu belajar berdasarkan keseluruhan, kepribadian, pengalaman, perkembangan dan berkelanjutan. bagaimana hubungkan dengan 4 komponen kurikulum ?  

2.  Bagaimana pendapat anda tentang hubungan timbal balik terhadap stimulus dan respon pada psikologi belajar ?

14 komentar:

  1. saya akan menjawab permasalahan yang pertama,
    1) Belajar berdasarkan keseluruhan
    Dalam belajar siswa mempelajari bahan pelajaran secara keseluruhan, bahan-bahan dirinci ke dalam bagian-bagian itu kemudian dipelajari secara keseluruhan, dihubungkan satu dengan yang lain secara terpadu. jika dihubungkan dengan komponen kurikulum maka salah satunya yaitu komponen kurikulum isi/ materi, dimana sesuai silabus siswa dituntut untuk belajar secara keseluruhan, namun menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang telah dirincikan bahan-bahan sesuai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai, lalu kemudian dipelajari secara keseluruhan agar dapat menghubungkan bahan materi 1 dan yang lain.

    b. Belajar adalah pembentukan kepribadian
    Anak dipandang sebagai makhluk keseluruhan, anak dibimbing untuk memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara berimbang. Ia dibina untuk menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang memiliki keseimbangan lahir dan batin antara pengetahuan dengan sikapnya dan antara sikap dengan keterampilannya. komponen kurikulum yang bisa dikaitkan disini adalah komponen kurikulum evaluasi,setelah anak dibina dalam proses pembelajaran dengan hasil akhir yang kita harapkan perlu dievaluasi, perlu ditinjau kembali apakah ilmu pengetahuan, sikap dan karakternya sudah sesuai dengan harapan setelah pembelajaran.

    c. Belajar berkat pemahaman. Menurut aliran Gestalt bahwa belajar itu adalah proses pemahaman. Pemahaman mengandung makna penguasaan pengetahuan. komponen yang dapat dikaitkan yaitu komponen metode, proses tingkat pemahaman siswa tergantung cara atau metode yang digunakan oleh guru, jika memang materi kimia indikator asam basa seharusnya siswa bisa mudah memahami dengan metode pembelajaran praktik dan diskusi, maka jika dengan metode pembelejaran ceramah mungkin siswa menjadi lebih susah paham.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menambahkan jwaban dari saudari melda:
      1. Belajar berdasarkan pengalaman
      jika dihubungkan dengn komponen kurikulum contohnya yakni guru memberiakn pembelajaran asam basa yang dikaitkan dengan khidupan sehari-hari, guru memberikan contoh yang makanan dan minuman yang bersifat asam dan basa, nah contoh ini kan dekat dengn kehupan sehari-hari siswa dan dialami sendiri oleh siswa
      2. Belajar adalah suatu proses perkembangan
      guru mengkondisikan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk belajar karena dengan kondisi yang kondusif siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya

      Hapus
  2. Menurut saya stimulus dan respon yaitu adanya aksi dan reaksi dan di pengaruhi oleh lingkungan (keluarga, lembaga pendidikan, dan mansyarakat) atau behaviorisme. Bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh lingkungan dan perkembangan hanya menyangkut hal yang bersifat nyata dan dapat dilihat dan di amati. Stimulus di lakukan oleh guru dan siswa lanngsung memberi respon aktif dalam belajar. Edward L thorndike memunculkan tiga 3 teori belajar yaitu hukum kesiapan yaitu hubungan antara stimulus dengan respon akan terbentuk bila ada kesiapan pada sistem syaraf individu. Hukum latihan yaitu stimulus dan respon akan terbentuk apabila sering dilatih atau di ulang ulang. Dan hukum akibat menyatakan bahwa hubunhan antara stimulus dan respon akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependepat dengan dian dimna stimulus dan respon yaitu adanya aksi dan reaksi dan di pengaruhi oleh lingkungan. Sedikit akan saya tambahkan apa bila aksi yang di berikan guru baik dapat memicu peningkatan keaktifan dan kreatifikas siswa yg di pengaruhi oleh sussana lingkungan yg menyenagkan maka tentu respon yang diberikan siswa pun akan seperti yang diharapkan.

      Hapus
  3. Menjawab permasalahan kedua, Perkembangan yang dialami oleh peserta didik pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru sebagai pendidik harus mengupayakan cara/metode yang lebih baik untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang optimal, dalam hal ini proses pembelajaran mutlak diperlukan pemikiran yang mendalam dengan memperhatikan psikologi belajar.
    Manusia dianggap sebagai mahluk organisme yang melakukan hubungan timbal balik dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dijalin oleh stimulus dan respon. Teori ini banyak mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah karena memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
    a) Belajar berdasarkan keseluruhan
    b) Belajar adalah pembentukan kepribadian
    c) Belajar berkat pemahaman
    d) Belajar berdasarkan pengalaman
    e) Belajar adalah suatu proses perkembangan
    f) Belajar adalah proses berkelanjutan

    BalasHapus
  4. Dalam Proses perpindahan informasi ada dua kemungkinan respon yang akan terjadi setelah stimuli diberikan oleh komunikator, yaitu reaksi negative dan positif. Reaksi positif terjadi apabila komunikan menerima stimuli dari komunikator dan memberikan reaksi seperti apa yang diharapkan oleh sang komunikator. Sebagai contoh jika anda bertemu dengan teman anda dan anda melambaikan tangan kepadanya kemudian anda juga mendapat lambaian tangan darinya ini merupakan sebuah respon positf yang ditunjukan oleh teman anda sebagai komunikan, namun jika lambaian tangan anda tersebut dibalas oleh teman anda dengan memalingkan wajah maka dapat dikatakan proses penyampaian pesan anda berlangasung negative.seperti halnya dalam proses pembelajran, jika anak itu suka dengan pembelajrannya maka dia akan memperhatikan jika tidak mereka akan memalingkan pandanganny dari pembelajran

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan tri bahwa Dalam Proses perpindahan informasi ada dua kemungkinan respon yang akan terjadi setelah stimuli diberikan oleh komunikator, yaitu reaksi negative dan positif. Reaksi positif terjadi apabila komunikan menerima stimuli dari komunikator dan memberikan reaksi seperti apa yang diharapkan oleh sang komunikator. Sebagai contoh jika anda bertemu dengan teman anda dan anda melambaikan tangan kepadanya kemudian anda juga mendapat lambaian tangan darinya ini merupakan sebuah respon positf yang ditunjukan oleh teman anda sebagai komunikan, namun jika lambaian tangan anda tersebut dibalas oleh teman anda dengan memalingkan wajah maka dapat dikatakan proses penyampaian pesan anda berlangasung negative.seperti halnya dalam proses pembelajran, jika anak itu suka dengan pembelajrannya maka dia akan memperhatikan jika tidak mereka akan memalingkan pandanganny dari pembelajran

      Hapus
    2. saya sependapat dengan teman-teman bahwa Reaksi positif terjadi apabila komunikan menerima stimuli dari komunikator dan memberikan reaksi seperti apa yang diharapkan oleh sang komunikator. Sebagai contoh jika anda bertemu dengan teman anda dan anda melambaikan tangan kepadanya kemudian anda juga mendapat lambaian tangan darinya ini merupakan sebuah respon positf yang ditunjukan oleh teman anda sebagai komunikan, namun jika lambaian tangan anda tersebut dibalas oleh teman anda dengan memalingkan wajah maka dapat dikatakan proses penyampaian pesan anda berlangasung negative

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. menjawab pertanyaan kedua Teori ini adalah merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner, tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman pertama. Pengalaman adalah hasil sentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata Peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu itu disebut pengetahuan. Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh melalui keterlibatan dengannya selama periode tertentu.

    Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman juga diketahui sebagai pengetahuan Emperikal atau pengetahuan Posterior. Seorang dengan cukup banyak pengalaman disuatu bidang tertentu disebut Ahli.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran Psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran Behavioristik. pengalaman ini didapat akibat adanya stimulus yang di berikan dan respon yang ditanggapi. sehingga dari sinilah didapatkan pengalaman

    BalasHapus
  7. Saya sependapat dengan teman-teman sebelumnya dimana stimulus dan respon adalah aksi dan reaksi dimana saat kita melemparkan stimulus akan ada dua respon yang diterima positif atau negatif. Apabila murid menerima dengan respon positif maka dia akan memperhatikan dan tentunya akan berdampak pada hasil belajarnya namun apabila murid respon negatif maka dia tidak memperhatikan pelajaran dan hasil belajarnya pun buruk

    BalasHapus
  8. dikaitkan dengan komponen kurikulum bagian materi/ isi isi : guru menyiapkan materi yang dapat meningkatkan potensi kreatif siswa (bakat kemampuan berinovasi), misalnya pada materi koloid, kita sbg guru bisa melakukan praktikum untuk memaksimalkan siswa memahami materi tersebut,bisa kita bebaskan siswa untuk membuat berbagai jenis koloid yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti ice krim,gel dari agar-agar, dll. pada komponen isi ini berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubunngan dnegan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.

    BalasHapus
  9. saya sependapat dengan saudari Rifany "stimulus dan respon adalah aksi dan reaksi dimana saat kita melemparkan stimulus akan ada dua respon yang diterima positif atau negatif. Apabila murid menerima dengan respon positif maka dia akan memperhatikan dan tentunya akan berdampak pada hasil belajarnya namun apabila murid respon negatif maka dia tidak memperhatikan pelajaran dan hasil belajarnya pun buruk".
    lakukanlah terus menerus motivasi kepada siswa agar memberikan respon yang positif.

    BalasHapus
  10. Bagaimana pendapat anda tentang hubungan timbal balik terhadap stimulus dan respon pada psikologi belajar. stimulus dan respon adalah aksi dan reaksi dimana saat kita melemparkan stimulus akan ada dua respon yang diterima positif atau negatif. jika respon anak positf maka dia akn bersemangat dalam mempelajari materi yang idsampaikan dan hasilnya pun baik,begitu juga sebaliknya.

    BalasHapus