Kamis, 14 Februari 2019

Materi 2: Laboratory Basic Skill Assesment In Chemistry

Keterampilan dasar laboratorium/praktikum kimia yang bermutu adalah kompetensi utama Pendidik Kimia (Undiksha, 2006). Sistem pengendalian mutu pembinaan keterampilan dalam rangka “costumer satisfaction” menuntut penerapan asesmen kinerja otentik dengan kriteria kinerja yang transparan. Teknik penilaian kinerja (performance assessment) merupakan proses  penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut siswa untuk melakukan tugas/gerak (psikomotorik).
Performance assessment secara prinsip terdiri dari dua bagian, yaitu tugas (task) dan kriteria. Tugas-tugas kinerja (performance task) dapat berupa suatu proyek, pameran, portofolio dan tugas-tugas yang mengharuskan siswa memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk paling nyata (real world applications). Kriteria atau rubrik merupakan panduan untuk memberi skor, harus jelas dan disepakati oleh siswa dan pendidik.
           Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja (performance assessment), diantaranya: (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukan kinerja dari suatu kompetensi. (2) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. (3) Kemampuan-kemampuan khususyang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. (4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua yang ingin dinilai dapat dinilai (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamatiPenilaian kinerja (performance assessment) dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar. Guru dapat mengembangkan instrumen penilaian sesuai kebutuhan. Format penilaian dapat disusun secara sederhana ataupun secara lengkap.
Dalam pembelajaran kimia, aspek psikomotor banyak dilakukan dalam bentuk kerja ilmiah di laboratorium. Atas dasar hal ini penilaian aspek psikomotor banyak dilakukan untuk kerja laboratorium. Pedoman observasi banyak dipakai untuk melakukan penilaian kegiatan eksperimen di laboratorium kimia.  Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1.    Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan.
Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik
2.    Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan.
3.    Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur.
4.    Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum.
5.    Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan.

Keterampilan dasar laboratorium/praktikum kimia yang bermutu adalah kompetensi utama Pendidik Kimia (Undiksha, 2006). Sistem pengendalian mutu pembinaan keterampilan dalam rangka “costumer satisfaction” menuntut penerapan asesmen kinerja otentik dengan kriteria kinerja yang transparan. Teknik penilaian kinerja (performance assessment) merupakan proses  penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai ketercapaian ketuntasan belajar (kompetensi) yang menuntut siswa untuk melakukan tugas/gerak (psikomotorik).
Performance assessment secara prinsip terdiri dari dua bagian, yaitu tugas (task) dan kriteria. Tugas-tugas kinerja (performance task) dapat berupa suatu proyek, pameran, portofolio dan tugas-tugas yang mengharuskan siswa memperlihatkan kemampuan menangani hal-hal yang kompleks melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk paling nyata (real world applications). Kriteria atau rubrik merupakan panduan untuk memberi skor, harus jelas dan disepakati oleh siswa dan pendidik.
           Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja (performance assessment), diantaranya: (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukan kinerja dari suatu kompetensi. (2) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. (3) Kemampuan-kemampuan khususyang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. (4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua yang ingin dinilai dapat dinilai (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamatiPenilaian kinerja (performance assessment) dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi terhadap berbagai konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar. Guru dapat mengembangkan instrumen penilaian sesuai kebutuhan. Format penilaian dapat disusun secara sederhana ataupun secara lengkap.
Dalam pembelajaran kimia, aspek psikomotor banyak dilakukan dalam bentuk kerja ilmiah di laboratorium. Atas dasar hal ini penilaian aspek psikomotor banyak dilakukan untuk kerja laboratorium. Pedoman observasi banyak dipakai untuk melakukan penilaian kegiatan eksperimen di laboratorium kimia.  Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1.    Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan.
Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik
2.    Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan.
3.    Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur.
4.    Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum.
5.    Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan.


Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah,       pemeliharaan alat dan bahan.
Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik
contoh:
sangat kompeten                    tidak kompeten
3          2          1         0        1         2          3

2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
          teliti                                  tidak teliti
3          2          1         0        1         2          3

3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur.
contoh pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Penilaian dengan menggunakan skala sebagai berikut
lengkap                                  tidak lengkap
3          2          1         0        1         2          3

4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
tepat                                      tidak tepat
3          2          1         0        1         2          3

5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan  beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
relevan                                   tidak relevan
3          2          1         0        1         2          3


MASALAH :
     seperti yang kita ketahui bahwa saat praktikum perkelompok banyak sekali siswa yang tidak terlibat langsung dalam prosedur praktikum karena keterbatasan alat dan juga untuk mempersingkat waktu. bagaimana penialain untuk siswa yang tidak terlibat langsung tersebut, bagaimana solusinya menurut anda dan bagaimana penilaian otentik dalam penilaian dasar praktikum ?















12 komentar:

  1. Pertanyaan kak Wiwid

    Mungkin dengan kasus seperti ini guru harus merancang RPP dgn efektif sehingga bahan" Atau alat" Yang kiranya tidak tersedia di lab bisa memakai alat lain yang serupa. sehingga penilaian otentik nya tetap berjalan seperti biasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan rina, jika perlu untuk praktikum menggunakan alat dan bahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari, tapi untuk senyawa atau zat yang keras guru bisa meminta mereka mengkajinya dengan cara mereview literatur

      Hapus
    2. saya sependapat dengan tri dan rina, ada baiknya sebelum guru merencanakan pembelajaran berbasis praktikum serta penilaiannya guru mempertimbangkan keterediaan alat, bahan serta sarana dan pra sarana yang menunjang keterlaksanaan pembelajaran tersebut. nah jika alat bahan tidak tersedia lengkap maka guru bisa mensiasatinya dengan menyediakan alat bahan yang dapat mudah dan murah ditemukan di kehidupan sehari-hari.
      untuk meminimalisir siswa yang tidak terlibat aktif maka guru harusnya berkeliling mengamati siswa perseorangan maupun per kelompok sehingga siswa mau tidak mau akan terarah untuk melakukan praktikum dan guru pun pada akhirnya dapat menilainnya.

      Hapus
    3. saya sependapat dengan teman-teman bahwa guru harus membuat rencana pembelajaran seperti RPP dengan disesuaikan indikator dan tujuan yang ingin dicapai sehingga pembelajaran bisa efektif dan dapat mengetahui apabila terdapat alat atau bahan yang tidak tersedia di laboratorium bisa memakai alat yang sejenisnya.

      Hapus
  2. seperti yang kita ketahui bahwa saat praktikum perkelompok banyak sekali siswa yang tidak terlibat langsung dalam prosedur praktikum karena keterbatasan alat dan juga untuk mempersingkat waktu. bagaimana penialain untuk siswa yang tidak terlibat langsung tersebut, bagaimana solusinya menurut anda dan bagaimana penilaian otentik dalam penilaian dasar praktikum ?

    dalam merancang pembelajaran tentu diawal kita sudah mempertimbangkan bagaimana perjalanan praktikum tersebut. jika memang tidak mencukupi, bagusnya digunakan bahan-bahan yang sederhana namun bisa menyampaikan materi. sehingga semua siswa dapat terlibat aktif didalam percobaan, dan penilaian otentik tidak menemui kendala.

    BalasHapus
  3. Seperti yang kita ketahui bahwa saat praktikum perkelompok banyak sekali siswa yang tidak terlibat langsung dalam prosedur praktikum karena keterbatasan alat dan juga untuk mempersingkat waktu. bagaimana penialain untuk siswa yang tidak terlibat langsung tersebut, bagaimana solusinya menurut anda dan bagaimana penilaian otentik dalam penilaian dasar praktikum ?

    Menurut saya sebaiknya apabila terjadi hal seperti itu, maka guru bisa memberikan tugas portofolio seperti laporan individu. Setidaknya siswa memiliki rekam eksperimen pada tugas individu nya. Dan bisa menggunakan metode flipped classroom, dimana siswa Selain itu, guru juga bisa menerapkan metode flipped classroom disini. Dimana guru memasukan suatu video berisi materi yang dipraktikumkan di classroom online, dan diminta untuk siswa wajib bertanya satu pertanyaan mengenai hal-hal yang dia ingin tahu sehingga saya rasa walaupun keterbatasan sarana maka siswa memiliki pengetahuan mengenai laboratorium.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari rifani, bnyak alternatif yg dapat dilakukan, pembagian dalam melakukan percobaan jga bisa di lakukan, secara bergantian jadi disini jg bisa dilihat kerja kelompok dari siswa.

      Hapus
    2. Saya juga sependapat dgn kk fanny. Bahwa.siswa. Di kasih portofolio. Dan laporan individu sehingga penilaian siswa lebih objektif

      Hapus
    3. sependapat dengan rekan-rekan diatas, solusinya bisa juga dengan melakukan demonstrasi didepan kelas sehingga yg lain bisa mengetahui semua yang dilakukan walaupun keterbatasan alat dan bahan.

      Hapus
    4. seharusnya guru yang profesional itu harus tau kekurangan dan kelebihan fasilitas sekolah yang ada. sehingga guru pun bisa mengantisipasi atau membuat RPP cadangan kalau-kalau pembelajaran tsb tidak terlaksana dengan semestinya. kalau pun memang sudah terlanjur, guru dituntut untuk kreatif sehingga nantinya semua siswa bisa terlihat keterampilan praktikumnya

      Hapus
  4. praktikum perkelompok banyak sekali siswa yang tidak terlibat langsung dalam prosedur praktikum karena keterbatasan alat dan juga untuk mempersingkat waktu. bagaimana penialain untuk siswa yang tidak terlibat langsung tersebut, bagaimana solusinya menurut anda dan bagaimana penilaian otentik dalam penilaian dasar praktikum ?
    Menurut saya tentu hal yang harus dipertimbangkan adalah proses masing2 atau keterampilan masing2 siswa, mau bagaimanapun walaupun alatny terbatas seharusny semua siswa mencoba melakukakanny atau bergantian melakuaknnya jika tahapannya banyak sehingga tidka satu orang saja yang melakukan meskipun terbatas waktu, itulah kemampuan guru dalam memanage atau mengatur strategi agar siswa bisa melakukan praktikum secara keseluruhan atau sebagian namun jangan hanya sebagai pengamat saja

    BalasHapus
  5. menurut saya penilaian nya dapat kita lihat pada afektifnya yaitu apakah siswa mengapati proses/hanya bermain-main saja, tentu hal ini akan memiliki nilai afektif yang berbeda.

    BalasHapus