Jumat, 22 Februari 2019

PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Penilaian Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Kimia

Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar, yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri. Proses pembelajaran kimia melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan kelas dan praktikum. Hal ini bertujuan untuk mengasah keterampilan peserta didik dalam bekerja secara ilmiah terutama dalam keterampilan proses sains (KPS).
Aspek pada KPS menurut Rustaman meliputi (1) mengamati, (2) mengelompokkan atau mengklasifikasikan, (3) menafsirkan, (4) meramalkan, (5) mengajukan pertanyaan, (6) merumuskan hipotesis, (7) merencanakan percobaan, (8) menggunakan alat dan bahan, (9) menerapkan konsep dan (10) mengkomunikasikan. Toplis dan Allen mengatakan bahwa keterampilan sains merupakan bagian yang substansif dalam kurikulum di negara-negara maju (Hardiyanti, 2017). Sedangkan keterampilan proses sains menurut Ozgelen (2012) merupakan keterampilan berpikir ilmu-an yang berguna untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil.
Menurut Dahar (Erikanto, 2016), keterampilan proses sains adalah kemampuan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan, dan menemukan ilmu pengetahuan serta menghubungkan antara teori pembelajaran dengan praktek yang dilakukan. Aspek yang yang dinilai dalam keterampilan proses sains menurut dahar yang dapat dilihat tabel 2.1.
Tabel 2.2 Aspek-aspek Keterampilan Proses Sains
No
Keterampilan Proses Sains
Sub Keterampilan Proses Sains
1
Merencanakan Penelitian
a.      Menentukan alat, bahan dan sumber yang digunakan dalam penelitian
b.      Menetukan variabel-variabel
c.      Menentukan variabel yang dibuat tetap dan mana yang harus berubah
d.      Menetukan apa yang akan diamati, diukur dan ditulis
e.      Menentukan cara dan langkah kerja
f.       Menentukan bagaimana mengolah data hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan
2
Menerapkan Konsep
a.      Menyusun hipotesis
3
Menggunakan Alat dan Bahan
a.      Terampil menggunakan alat dan bahan
b.      Mengetahui konsep dan menggunakan alat dan bahan
4
Mengamati
a.      Mengamati dengan indera
b.      Mengumpulkan fakta-fakta
c.      Mencari kesamaan dan perbedaan
5
Menafsirkan pengamatan
a.      Mencatat setiap pengamatan
b.      Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
c.      Menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan
d.      Menarik kesimpulan
6
Meramalkan
a.      Berdasarkan hasil pengamatan dapat mengemukakan apa yang mungkin terjadi
7
Berkomunikasi
a.      Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas
b.      Menjelaskan hasil percobaan atau pengamatan
c.      Mendiskusikan hasil percobaan
d.      Menggambarkan data tabe grafik
8
Mengajukan pertanyaan
a.      Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
b.      Bertanya untuk meminta penjelasan
c.      Mengajukan pertanyaan yang melatarbelakangi hipotesis

Keterampilan proses sains penting dalam pembelajaran saat ini, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga pendidik tidak hanya mengajarkan semua konsep dan fakta pada peserta didik, adanya kecendrungan bahwa peserta didik lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret, penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat relatif, dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik (Kurnia Saputri dalam Hasanah, 2017).
Berbagai kesulitan yang dapat dialami peserta didik dalam melakukan  aktivitas kognitif agar dapat mencapai kemampuan potensial, menurut  Ormrod dipengaruhi oleh: (1) Memori kerja yang menjadi batas atas bagi peserta didik pada saat memecahkan masalah, (2) Kesulitan peserta didik dalam mengkodekan suatu masalah yang berpengaruh pada pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah, (3) Basis pengetahuan yang dimiliki peserta didik tidak menyeluruh dan tidak terintegrasi dengan baik  dan relevan pada topik yang dipikirkan, dan (4) Kesulitan dalam kesuksesan memanggil kembali pengetahuan yang relevan (Chairani, 2015).

Bermasalah dalam situasi pembelajaran umumnya terdiri dari beberapa karakteristik. Pertama, melibatkan fokus perhatian peserta didik pada aspek situasi yang memerlukan resolusi. Kedua, melibatkan peserta didik yang menarik dan memunculkan komitmen perhatian dan sumber daya peserta didik untuk berpikir tentang aspek masalah. Ini mungkin melibatkan menciptakan rasa disonansi atau rasa ingin tahu. Akhirnya, ini mungkin melibatkan komponen afektif dan menciptakan minat dalam beberapa aspek masalah atau membuat peserta didik peduli tentang memahami atau menyelesaikan masalah (Reiser, 2004)
Quintana (2004) menyatakan bahwa hambatan yang dihadapi pelajar dalam manajemen proses yaitu mengelola proses pencarian sains sehingga menghasilkan beberapa tantangan terkait untuk peserta didik. Kedua, menurut Bransford pembelajar tidak memiliki pengetahuan strategis yang diperlukan untuk memilih kegiatan dan mengkoordinasikan penyelidikan. Tanpa keahlian seperti itu, peserta didik dapat kewalahan oleh kerumitan pilihan yang tersedia, sehingga sulit untuk mengarahkan penyelidikan mereka. Tantangan ketiga menurut Knapp, bahwa peserta didik dapat terganggu oleh "tugas" manajerial yang kurang penting yang perlu dilakukan selama penyelidikan. Tugas manajemen dapat membutuhkan banyak waktu dan upaya. Sementara para ahli menemukan tugas-tugas manajemen semacam itu menjengkelkan, para pembelajar yang mencoba mempertahankan pijakan pada kegiatan-kegiatan yang lebih signifikan dapat menganggapnya merugikan. Oleh karena itu, peserta didik perlu dukungan untuk membantu mereka secara otomatis menangani tugas-tugas rutin yang tidak menonjol ke tujuan pembelajaran itu sendiri.
Kesulitan peserta didik  ketika memecahkan masalah dalam kimia, biasanya disebabkan oleh satu atau lebih dari hal berikut: kurangnya pengetahuan tentang materi pelajaran (''fakta kimia'' (Herron dan Greenbowe, Gulacar et al., 2013)), kesalahpahaman atau konsepsi alternatif (Taber), atau pendekatan dan strategi penyelesaian masalah yang buruk. Sehubungan dengan yang terakhir, ada banyak literatur yang menjelaskan kesulitan-kesulitan seperti itu. Kami telah menganalisis literatur untuk menggambarkan manifestasi dan penyebab kesulitan tersebut. Perbedaan antara manifestasi dan penyebab adalah signifikan jika pendekatan pendidikan ditujukan untuk mengatasi yang terakhir (Yuriev, 2017).
Johnstone (2006) yang menginterpretasikan pengetahuan dan pemahaman kimia ke dalam tiga aspek yaitumakroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Aspek makroskopik meliputi fenomena yang dapat diamati secaralangsung dan dideskripsikan, aspek submikroskopik meliputi penggambaran partikulat materi, dan aspek simbolikmeliputi simbol-simbol dan persamaan kimia yang digunakan untuk mengkomunikasikan konsep kimia.Keterkaitan antara ketiga aspek kimia tersebut digambarkan sebagai segitiga representasi kimia yang disajikan pada gambar 2.11. Selain itu, konsep-konsep dalam ilmu kimia umumnya bersifat abstrak dan berkelanjutan.
Image

Gambar 2.11 Segitiga representasi konsep kimia (Johnstone, 2006)
KETERAMPILAN PROSES SAINS
1.      MENGAMATI
2.       MENGELOMPOKKAN
3.       MENAFSIRKAN
4.       MEMPRAKTEKKAN
5.      MENYIMPULKAN
6.       MEMPREDIKSI
Contoh Soal Keterampilan Proses Sains (KPS) Materi KIMIA
1.      Mengamati
Kemampuan mengumpulkan fakta, mencari persamaan dan perbedaan dengan menggunakan sebagian atau semua indra. 
Indikator : Menggunakan sebanyak mungkin indera untuk melihat, mendengar, merasa, mengecap dan mencium, mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan dan memadai.
     * Reaksi Logam Na dengan air
a.       Masukkan air sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia, lalu tambahkan 3 tetes indikator pp
b.      Ambil potongan logam natrium menggunakan kertas saring dan masukkan kedalam gelas
         kimia. Tutup gelas kimia dengan gelas arloji.
c.       Amati dan catat apa yang terjadi
d.      Nyalakan api lalu buka gelas arloji yang menutup gelas kimia tadi dan segera masukkan api
         kedalam gelas kimia. Perubahan yang terjadi diamati.

           Lembar Pengamatan
Hal yang diamati
Pengamatan
Penampilan Na sesudah dipotong
Warna air + pp
Warna air setelah diasukkan Na
Pengamatan lain
2.      Mengelompokkan (Klasifikasikan)
Kemampuan mengkategorikan apa yag harus dikelompokkan pada persiapan percobaan yang akan dilaksanakan. Indikator : Dapat mengelompokkan suatu data yang sesuai dengan kesamaan karakteristik tertentu.
·         Perhatikan tabel di bawah ini :
Klasifikasikan menurut jenisnya!
Tabel larutan Asam – Basa
Larutan
Asam Kuat
Asam Lemah
Basa Kuat
Basa Lemah
HCl, HI, H2CO3,
2SO4,H2Bo3  HBr,Ba(OH)2, NH4OH, HClO3,C6H5COOH
CH3COOH,CHOOH,NaOH KOH,Mg(OH)2,CuOH,LiOH, AgOH,Al(OH)3,Fe(OH)2,


3.      Menafsirkan
Kemampuan mencatat hasil pengamatan dan menyatakan pola hubungan atau kecenderungan gejala tertentu yang ditunjukkan oleh sejumlah data hasil pengamatan. Indikator : Mencatat setiap hasil pengamatan secara terpisah, menghubung-hubungkan hasil pengamatan,  menemukan pola dari satu seri pengamatan, membuat kesimpulan sementara.
·          Amati tabel berikut ini!
No.
Percobaan
Temperatur
(°C)
10 ml HCl
(M)
20 ml Na2S2O3
(m)
Waktu Reaksi
(s)
1
1
27
2
0,2
18
2
2
37
2
0,2
9
3
3
47
2
0,2
4

Buatlah grafik garis berdasarkan data tersebut! Dan buatlah kesimpulan berdasarkan data
tersebut!
4.      Mempraktekkan
Kemampuan melaksanakan percobaan dengan terampil. Indikator: Berjalannya praktikum dengan lancar dan benar dalam penggunaan alat bahan sesuai prosedur dan metode yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
 Tujuan                  : Untuk mempelajari reaksi reversible
Alat dan bahan        : pelajari cara kerja, kemudian siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Cara kerja                            :
a.       Masukkan 1 spatula kristal PbSO4 kedalam tabung rekasi, kemudian tambahkan kira- kira 4 mL larutan NaI 1 M. Aduk cmapuran itu dengan mengguncang – guncangkan tabung. Amati perubahan warna yang terjadi
b.       Dekantasi larutan dari tabung rekasi, kemudian cucilah endapan dengan aquades sebanyak dua kali
c.       Tambahkan larutan Na2SO4 1 M kira – kira 4 ml. kemudian audk. Amati perubahan warna endapan
Hasil pengamatan
Larutan
Persamaan Reaksi
Perubahan Warna
PbSOmula- mula
PbSO+ laruatn NaI
Endapan (I) + larutan Na2SO4

5.      Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.
6.      Memprediksi
Kemampuan memperkirakan atau mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati berdasarkan penggunaan pola keteraturan atau kecenderungan-kecenderungan gejala tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Indikator : Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
·   Seorang siswa melakukan pengukuran kecepatan reaksi hidrolisis urea dengan katalis enzim ureasa. dalam percobaannya ia melakukan 5 kali hidrolisis urea dengan volum larutan urea yang sama tetapi  konsetrasi berbeda dan dengan cara tertentu kecepatan rekasi diukur.
·          
Konsentrasi mol 1-1
Kecepatan mol menit-1
0,1
5,9 x 10-6
0,2
7,2 x 10-6
0,3
?
0,4
8,0 x 10-6
0,5
8,1 x 10-6


Penilaian keterampilan proses melalui bukan tes
Penilaian melalui keterampilan proses sains melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran sains dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara integrative.
Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan laboratorium dapat disajikan, sebagai berikut:
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

Mata Pelajaran                  :  Kimia
Kelas/semester                 : XI IPA/2
Standar Kompetensi        :  2.   Memahami  sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar           : 2.2  Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan 
                                                    elektrolit dari hasil titrasi asam basa.
Tugas                                :  Merancang dan melakukan percobaan titrasi untuk menentukan 
                                              konsentrasi asam atau basa.

No
Aspek yang diamati
Kriteria skor
Skor
1/kurang
2/cukup
3/baik
4/sangat baik
1
Persiapan
Siswa hanya dapat mengusulkan cara kerja yang dapat dilakukan.
Siswa dapat mengusulkan cara kerja yang dapat dilakukan dan mengusulkan alat dan bahan yang paling mungkin untuk percobaan
-   Siswa dapat mengusulkan cara kerja yang dapat dilakukan
-   Siswa dapat mengusulkan alat dan bahan yang paling mungkin untuk percobaan
-   Siswa dapat mengusulkan data yang sebaiknya diambil dan prediksi data
-   Siswa dapat mengusulkan cara kerja yang dapat dilakukan
-   Siswa dapat mengusulkan alat dan bahan yang paling mungkin untuk percobaan
-   Siswa dapat mengusulkan data yang sebaiknya diambil dan prediksi data
-   Siswa dapat menyusun rencana tabulasi, grafik, dan sejenisnya.

2
Pengumpulan data
Siswa hanya dapat mengamati perubahan warna larutan dan menentukan volume larutan NaOH yg terpakai secara tepat
-   Siswa mengamati perubahan warna larutan .
-   Siswa dapat menentukan volume larutan NaOH yg terpakai secara tepat
-   Siswa menghitung konsentrasi larutan HCl x M.
-   Siswa mengamati perubahan warna larutan .
-   Siswa dapat menentukan volume larutan NaOH yg terpakai secara tepat
-   Siswa menghitung konsentrasi larutan HCl x M.
-   Siswa mempresentasikan hasil percobaan titrasi secara tepat.
-   Siswa
menunjukkan cara mengamati proses titrasi
-   Siswa dapat menentukan volume larutan NaOH yg terpakai secara tepat
-   Siswa menghitung konsentrasi larutan HCl x M.
-   Siswa mempresentasikan hasil percobaan titrasi secara tepat.
-   Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan.

3
Evaluasi
Siswa dapat memilih data yang digunakan untuk dianalisis

Siswa hanya dapat memilih data yang digunakan untuk dianalisis dan mengulang atau mengganti cara kerja yang dianggap keliru.

-   Siswa dapat memilih data yang digunakan untuk dianalisis
-   Siswa dapat mengulang atau mengganti cara kerja yang dianggap keliru.
-   Siswa dapat memperbaiki data yang dianggap berbeda dengan prediksi

-   Siswa dapat memilih data yang digunakan untuk dianalisis
-   Siswa dapat mengulang atau mengganti cara kerja yang dianggap keliru.
-   Siswa dapat memperbaiki data yang dianggap berbeda dengan prediksi
-   Siswa dapat mengganti alat dan bahan alternatif yang tidak bekerja dengan baik.

4
Analisis data
Siswa hanya dapat menggunakan data/fakta tidak hanya teoritis

Siswa dapat menggunakan data/fakta tidak hanya teoritis dan menganalisis kesesuaian data yang diperoleh dengan teori
-   Siswa dapat menggunakan data/fakta tidak hanya teoritis
-   Siswa dapat menganalisis kesesuaian data yang diperoleh dengan teori
-   Siswa dapat menganalisis penyimpangan data
-   Siswa dapat menggunakan data/fakta tidak hanya teoritis
-   Siswa dapat menganalisis kesesuaian data yang diperoleh dengan teori
-   Siswa dapat menganalisis penyimpangan data
-   Siswa dapat mengambil kesimpulan sesuai dengan tujuan percobaan.
-    
5.
Pelaporan
Siswa hanya dapat menulis laporan yang sistematis dan mudah dipahami.
Siswa dapat menulis laporan yang sistematis dan mudah dipahami tentang dan mentabulasi data
-   Siswa dapat menulis laporan yang sistematis dan mudah dipahami.
-   Siswa dapat mentabulasi data
-   Siswa dapat membuat benag merah
-   Siswa dapat menulis laporan yang sistematis dan mudah dipahami tentang hasil praktikum
-   Siswa dapatmenyajikan data dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik.
-   Siswa dapat membuat kesimpulan.
-   Siswa dapat memberi saran
-    

Total skor


Skor maksimal
20

Nilai

Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan menggunakan rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Ketika rubrik penilaian ini dikomunikasikan kepada siswa di awal pembelajaran, ekspektasi terhadap pencapaian level keterampilan proses dapat diidentifikasikan dan dipahami secara baik oleh siswa. Observasi dapat menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain itu, hasil penilaian dapat menghasilkan umpan balik (feedback) yang lebih baik. Hasil penilaian dapat menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus dicapai oleh siswa.

PERMASALAHAN :
1. bagaimana meningkatkan keterampilan proses sains dalam kondisi kekurangan sarana dan prasarana di sekolah ?
2. bagaimana menurut anda, keterampilan proses sains yang melibatkan kelompok dan juga  per individu ? manakah yang lebih efisien ?

13 komentar:

  1. bagaimana menurut anda, keterampilan proses sains yang melibatkan kelompok dan juga per individu ? manakah yang lebih efisien ?
    menurut saya kelompok karena anak bisa berdiskusi terkait permasalahan tersebut. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar, yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri. Proses pembelajaran kimia melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan kelas dan praktikum. Hal ini bertujuan untuk mengasah keterampilan peserta didik dalam bekerja secara ilmiah terutama dalam keterampilan proses sains (KPS).

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan tri menurt saya juga kelompok karena Menurut saya adalah kelompok karena selain karena anak bisa berdiskusi terkait permasalahan tersebut, siswa juga akan berkomunikasi dalam kelompoknya dan sesama teman sehingga penilaian guru menjadi efektif dan lebih baik dibandingkan dengan perindividu. Dan juga akan terlihat kerja sama antar siswa dibandingkan penliaian individu.

      Hapus
    2. menurut saya akan ada sedikit masalsh kalau menggunakan kelompok. biasanya akan ada siswa yang hanya duduk-duduk saja dikelompok itu dan tidak terlibat aktif dalam diskusi dikelompok nya. namun peran guru lah yang harus bisa mengkoordinir seluruh siswa agar bisa aktif dikelompoknya masing-masing.

      Hapus
  2. menjawab pertanyaan pertama, guru harus berinovasi dan kreatif dalam menyajikan pembelajaran sehingga KPS tadi bisa dinilai, bisa menggunakan LKPD, alat dan bahan sehari", dll

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan rina, dan sebagai tambahannya dapat juga dengan menggunakan media pendukung lain sseperti video animasi atau cara demonstrasi

      Hapus
    2. Bagaimana meningkatkan keterampilan proses sains dalam kondisi kekurangan sarana dan prasarana di sekolah ?
      saya sependapat dengan kak nelly dan Rina, tentu kita sebagai guru dalam menyusun kerangka pembelajaran mempertimbangkan bnyak hal selain indikator yang ingin dicapai, salah satunya sarana dan prasarana.
      dengan demikian tidak semua aspek dari kps jga bisa tercapai dengan baik. alternatifnya seperti yang telah disampaikan rina dan kak nely "guru harus berinovasi dan kreatif dalam menyajikan pembelajaran sehingga KPS tadi bisa dinilai, bisa menggunakan LKPD, alat dan bahan sehari", atau dapat juga dengan menggunakan media pendukung lain sseperti video animasi atau cara demonstrasi.

      Hapus
  3. bagaimana meningkatkan keterampilan proses sains dalam kondisi kekurangan sarana dan prasarana di sekolah ?
    .
    Apabila kekurangan sarana dan prasarana, pasti aspek KPS yang terganggu yaitu eksperimen. Maka kita bisa menggunakan lab virtual ataupun kalau sarana yang mendukung lab virtual tidak bisa maka bisa menggunakan metode kontekstual. Misal pada percobaan larutan asam basa maka bisa menggunakan bahan-bahan alami untuk metode eksperimennya dan apabila semua tidak memungkinkan maka tidak perlu digunakan KPS.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan fanny, jika sarana dan prasarana kurang memadai untuk melakukan pembelajaran untuk melihat KPS siswa maka tentu saja hasil/ tujuan yang ingin dicaapi tidak optimal. nah untuk mmengatasi hal itu sebaiknya guru menyiasati/merencanakan/merancang pembelajaran yang akan digunakan untuk menilai KPS siswa, jika tetap ingin melaksanakan maka sebaiknya guru melakukan praktikum sederhana dengan alat dan bahan yang mudah didapatkan dan tentunya sesuai dengan karakteristik materi serta siswa.

      Hapus
    2. saya juga sependapat dengan fany dan kak riny kalau kita bisa menggunakan lab virtual ataupun kalau sarana yang mendukung lab virtual tidak bisa maka bisa menggunakan metode kontekstual. dan juga dituntut kreatifitas guru.

      Hapus
  4. saya akan menjawab pertanyaan kk wiwid :


    bagaimana menurut anda, keterampilan proses sains yang melibatkan kelompok dan juga per individu ? manakah yang lebih efisien ?

    Menurut pendapat saya baik itu perkelompok atau perindividu dalam penilaian keterampilan proses sains dua-dua nya baik digunakan tergantung dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. KPS tidak selalu hanya observasi namun bisa juga dalam bentuk penilaian tertulis, soal pretest, post-test, soal essay,tidak hanya dengan LO saja dan juga bisa dibantu dengan video selama pembelajaran berlangsung perlu digunakan saat melakukan penilaian KPS untuk menghindari beberapa indikator pada beberapa siswa yang belum tercapai.

    BalasHapus
  5. Menurut saya adalah kelompok karena dengan kelompok komunikasi sesama teman dan guru menjadi efektif dan lebih baik dibandingkan dengan perindividu.
    Dan juga kerja sama nya kelihatan dari pada penliaian individu. Dam jg tidak membuang buang waktu.

    BalasHapus
  6. menurut saya, jika ditanya efektif atau tidaknya itu kembali lagi kepada saat setelah pengimplementasian barulah kita bsa mengetahui efektif atau tidak, namun menurut saya baik itu perkelompok atupun perindividu dalam penilaian keterampilan proses sains dua-dua nya baik tergantung lagi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

    BalasHapus
  7. bagaimana menurut anda, keterampilan proses sains yang melibatkan kelompok dan juga per individu ? manakah yang lebih efisien ?

    menurut saya, lrbih efisien yang kelompok karena anak bisa berdiskusi terkait permasalahan tersebut. Yang perlu diketahui keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar, yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri.

    BalasHapus