Kamis, 21 Februari 2019

Menyusun Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran di Kelas

Alice Thomas dan Glenda Thorne mendefinisikan istilah HOTS dalam artikel yang berjudul How to Increase Higher Order Thinking (2009) sebagai cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.

Keterampilan mental ini awalnya ditentukan berdasarkan Taksonomi Bloom yang mengategorikan berbagai tingkat pemikiran, mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

Konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku Taxonomy of Educational Objectives (1956) itu, sejatinya merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang terbagi dalam tiga ranah.

Ketiga ranah tersebut adalah Kognitif, merupakan keterampilan mental (seputar pengetahuan); Afektif, sisi emosi (seputar sikap dan perasaan); dan Psikomotorik, yang berhubungan dengan kemampuan fisik (keterampilan).

Taksonomi untuk menentukan tujuan belajar ini bisa disebut sebagai "tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran". Setelah menjalani proses pembelajaran tertentu, siswa diharapkan dapat mengadopsi keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang baru.

Tingkatan kemampuan berpikir yang dibagi menjadi tingkat rendah dan tinggi, merupakan bagian dari salah satu ranah yang dikemukakan Bloom, yaitu ranah kognitif. Dua ranah lainnya, afektif dan psikomotorik, punya tingkatannya tersendiri.

Ranah kognitif ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David Krathwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi (1) mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create).

Tingkatan 1 hingga 3, sesuai konsep awalnya, dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS). Sedangkan butir 4 sampai 6 dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS 

Langkah-langkah untuk menyusun soal HOTS sebenarnya sama saja dengan langkah-langkah dalam menyusun soal yang bukan HOTS, hanya saja penekanannya adalah adanya stimulus yang kontekstual dengan perilaku yang diharapkan dalam soal HOTS. Dalam soal bukan HOTS, stimulus juga dibutuhkan namun lebih banyak soal yang disusun tanpa menggunakan stimulus. Langkah-langkah penyusunan soal HOTS sebagai berikut: 
a. Menganalis KD dan IPK 
Soal dalam bentuk apapun dibuat untuk mengukur ketercapaian rumusan kompetensi yang dirumuskan dalam naskah kurikulum suatu mata pelajaran. Oleh karena KD merupakan rumusan kompetensi yang terakhir dalam naskah kurikulum, maka pendidik harus melakukan analisis KD yang akan dibuatkan soal HOTS, dan memastikan bahwa IPK yang dikembangkan benar-benar mencerminkan bukti ketercapaian dari KD tersebut. 
b. Menyusun kisi-kisi soal 
Kisi-kisi soal diperlukan sebagai panduan oleh pendidik dalam menyusun soal, agar soal yang akan disusun benar-benar mencerminkan kompetensi yang diukur. Oleh karena itu dalam kisi-kisi soal berisi keterkaitan antara KD, IPK (indikator soal), materi, level kognitif dan bentuk soalnya. No. KD Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal No. Soal 
c. Menentukan stimulus yang kontekstual dan menarik
Stimulus yang kontekstual artinya rumusan materi yang diangkat sebagai stimulus terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa di lingkungan kehidupannya, adapun stimulus yang menarik jika rumusan materi yang diangkat dalam stimulus itu baru atau aktual sesuai dengan perkembangan usia perkembangan peserta didik. Stimulus ini dapat berupa kasus/tabel/diagram/ilustrasi/peristiwa/gambar atau sejenisnya yang dibuat oleh pendidik sendiri atau mengambil dari sumber lainnya. 
d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Kaidah penulisan soal HOTS dan bukan HOTS intinya sama saja baik dari aspek konstruksi dan bahasanya, perbedaannya hanya pada aspek materi dari level kognitif yang diujikan.
e. Menentukan kunci jawaban atau pedoman penskoran (rubrik) 
Menentukan kunci jawaban untuk soal yang berbentuk objektif (B-S, pilihan ganda, isian singkat) dan menentukan pedoman penskoran untuk soal subyektif atau berbentuk uraian.

Keterampilan berfikir tingkat tinggi dalam Kimia

1. Berfikir Kritis Kimia
Berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua sifat-sifat kimia suatu zat. Misalnya air, sebagai pelarut bersifat polar, terdisosiasi membentuk ion H+ dan OH-. Kelarutan suatu zat dalam air, misalnya asam cuka, akan menimbulkan sifat asam lemah, bila kedalam larutan ditambahkan suatu garam akan membentuk karakter asam kuat mengapa demikian karena ion H+ terionisasi sempurna.
2. Berfikir Kreatif kimia
Yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Misalnya mencairkan air pada suhu -20, kenapa bisa air mencair pada suhu yang seharusnya membeku. Hal yang biasa menjadi tidak biasa tetapi masuk di akal.
3. Pemecahan Masalah Kimia
Berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis. 
4. Menyimpulkan dalam kimia
Yang sifatnya orisinil dan reflektif. Misalnya air bersifat polar. Proses menyimpulkan fakta-fakta tentang kimia (fakta dengan konsep). Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.

Pengembangan butir soal HOTS

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus)
  • Berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks materi kimia, paragraph khusus yang berhubungan dengan HOTS, teks yang berhubungan demontrasi dalam kimia, penggalan komentar orang awam tentang kimia /cerita tentang bibbliografi orang kimia/dongeng dalam kimia, TTS kimia, kasus dalam kimia, gambar unsur kimia, grafik data-data kimia, foto reaksi kimia, rumus kimia, tabel percobaan kimia, daftar sifat-sifat kimia/symbol kimia, contoh perubahan kimia, peta konsep kimia, film pendek fenomena kimia, atau suara ledakan reaksi kimia.
  • Dianalisis, dievaluasi dan dikreasikan

Teknik penulisan soal HOTS dalam Kimia



  • Perhatikan cakupan materi kimia yang diharuskan untuk tiap jenjang SMP atau SMA (kurikulum kimia)
  • Perhatikan beberapa kompetensi yang terkait dengan HOTS dan diturunkan menjadi indikator dan tujuan sesuai dengan karakteristik HOTS kimia
  • Menggunakan hukum dasar kimia pengetahuan atau kemampuan dasar nya untuk menyesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan kimia

Kaidah penulisan butir soal bentuk tes pilihan ganda dan essay dalam Kimia




KOMPONEN ASPEK
BUTIR SOAL
1          2          3          4          5
A
1.
2.
3.


4.
Materi
Soal sesuai dengan Indikator
Soal diarahkan pada peristiwa atau kejadian kimia terkini
Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) sebelum menentukan pilihan, peserta didik melakukan tahapan-tahapan tertentu
Pilihan jawaban homogen dan logis

B
5.
6.


7.


8.

9.
Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan penyataan yang diperlukan saja. Gambar, grafik, tabel, diagram atau sejenisnya jelas dan berfungsi
Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar” atau sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologinya
Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain

C
10.


11.
12.
Bahasa
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya
Soal menggunakan kalimat yang komunikatif
Pilihan jawaban tidak menggunakan kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian

1. Proses pemurnian belerang yang dilakukan oleh Frasch dikenal juga dengan proses penambangan sumur panas. Konsep kerjanya adalah dengan mengalirkan air panas kedalam sumur galian yang terdapat deposit belerang, sehingga belerang akan meleleh dan mengapung pada permukaan air. Namun diawal proses ini, Frasch mengalami permasalahan. Suhu tertinggi dari air panas adalah 100oC, namun belerang memiliki titik lebur pada suhu 101,6C.
Analisis, cara manakah di bawah ini yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapai Frasch? (diketahui KIM4 Ar S = 32 g/mol, Ar H = 1 g/mol, O = 16 g/mol).
  1. Menaikan tekanan air hingga 200 kPa
  2. Menambahkan 0,09 kg NaCl disetiap liter air yang dipanaskan
  3. Menambahkan HCl 2,15 M kedalam setiap liter air yang digunakan
  4. Menambahkan alkohol 10% kedalam setiap liter air yang digunakan
  5. Meningkatkan volume air yang masuk 2 kali lipat dari normal
Jawaban: B
Pembahasan:
(A) Jawaban A salah, karena menaikan tekanan air akan menggugurkan tanah meningkatkan sedimen, sehingga lebih sulit untuk mendapat belerang murni.
(B) Jawaban B benar. Menambahkan 0,09 kg NaCl atau 90 gram NaCl disetiap liter air akan menaikan suhu air sekitar KIM2-1 (sehingga titik didih menjadi air KIM3-1) dan sama dengan titik leleh belerang dalam deposit, sehingga belerang akan didapatkan.
kim1-1
(C) Jawaban C salah. Menambahkan HCl akan merusak alat – alat pertambangan yang umumnya dari logam.
(D) Menambahkan alkohol 10% pada setiap liter air tidak berpengaruh, karena belerang tidak larut dalam alkohol.
(E) Meningkatkan volume air yang masuk tidak akan mempengaruhi, karena konsep kerjanya adalah melelehkan belerang.

Daya pereduksi dan daya pengoksidasi berkaitan dengan kecenderungan melepas atau menyerap elektron.Zat pereduksi (reduktor) melepas elektron pada reaksi redoks, sedangkan zat pengoksidasi (oksidator) menyerap elektron.Jadi, makin mudah suatu spesi melepas elektron makin kuat daya pereduksinya.Sebaliknya, makin kuat menyerap elektron makin kuat daya pengoksidasinya.Makin besar (makin positif) harga potensial elektrode, makin mudah mengalami reduksi, sebaliknya makin kecil (makin negatif) harga potensial elektrode, makin mudah teroksidasi.Harga potensial elektrode dari beberapa unsur periode ketiga adalah sebagai berikut.
Na+ (aq) + e ↔ Na(s) E0 = -2,71 volt
Mg2+ (aq) + 2e ↔ Mg (s) E0 = -2,37 volt
Al3+ (aq) + 3e ↔ Al (s) E0 = -1,66 volt
CI2 (g) + 2e ↔ 2Cl– (aq) E0 = + 1,36 volt
Diketahui unsur X, Y, danZ merupakan unsur periode ketiga.Berikut merupakan data hasil reaksi ketiga unsur tersebut sebagai berikut :
1) Unsur X dapat larut dalam larutan HCl maupun dalam larutan NaOH.
2) Unsur Y dapat bereaksi dengan air membebaskan hidrogen,
3) Sedangkan unsur Z tidak bereaksi dengan air tetapi oksidanya dalam air dapat memerahkan lakmus biru.
Urutan sifat reduktor dari yang paling lemah ke yang paling kuat adalah….
a. X, Y, Z
b. X, Z, Y
c. Z, X, Y
d. X, Z, X
e. Y, X, Z

Kunci/Pedoman Penskoran: C
Unsur X dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa, berarti unsur X bersifat amfoter (sesuai dengan sifat unsur Al).
Unsur Y dapat bereaksi dengan air membebaskan hidrogen, berarti unsur B memiliki sifat redutor yang kuat dan terletak bagian kiri dalam periode ketiga (sesuai dengan sifat Na)
Oksida unsur Z dalam air memerahkan lakmus biru berarti berifat asam, berarti dalam periode ketiga terletak bagian kanan (sesuai dengan unsur (P, S dan Cl)
Sehingga letak ketiga unsur tersebut dalam system periodic adalah : Y-X-Z, sifat reduktor Y > X > Z, sehingga urutannya dari sifat reduktor yang lemah ke sifat reduktor yang lebih kuat adalah : Z < X < Y
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena mengukur kemampuan peserta didik dalam:
1) menelaah data percobaan sifat unsur berdasarkan hasil reaksi secara kritis,
2) memproses dan menerapkan informasi hasil reaksi,
3) menggunakandata percobaan untuk menyimpulkan urutan kekuatan sifat reduktor dari yang lemah ke yang lebih kuat


Langkah-Langkah Penyusunan Soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan.Berikut dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS.
  1. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.Tidak semua KD dapat dibuatkan model-model soal HOTS.Guru-guru secara mandiri atau melalui forum MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS.
  1. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk membantu para guru dalam menulis butir soal HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam: (a) memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, (b) memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, (c) merumuskan indikator soal, dan (d) menentukan level kognitif.
  1. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus.  Stimulus  yang menarik umumnya baru, belum  pernah dibaca oleh  peserta didik. Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan sekolah atau daerah setempat.
  1. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS.Kaidah penulisan butir soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format terlampir.
  1. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian.Sedangkan kunci jawaban dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat.

PERAN SOAL HOTS DALAM PENILAIAN

A. Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Penilaian  hasil  belajar  oleh  satuan  pendidikan  bertujuan  untuk  menilai  pencapaian  Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.Penilaian hasil belajar peserta didik meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yangrelevan, dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas  atau guru kelas. Penilaian aspekpengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensiyang dinilai. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan atau tehbnik lain sesjuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan,dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukandalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah.
B. Peran Soal HOTS dalam Penilaian
Soal-soal HOTS bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi.Dalammelakukan Penilaian, guru dapat menyisipkan beberapa butir soal HOTS. Berikut dipaparkan beberapa peran soal-soal HOTS dalam meningkatkan mutu Penilaian.
  1. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21
Penilaian yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan diharapkan dapat membekali peserta didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21. Secara garis besar, terdapat 3 kelompok kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21 (21st century skills) yaitu: a) memiliki karakter yang baik (beriman dan taqwa, rasa ingin tahu, pantang menyerah, kepekaan sosial dan berbudaya, mampu beradaptasi, serta memiliki daya saing yang tinggi); b) memiliki sejumlah kompetensi (berpikir kritis dan kreatif, problem solving, kolaborasi, dan komunikasi); serta c) menguasai literasi mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Penyajian soal-soal HOTSdalam Penilaian dapat melatih peserta didik untuk mengasah kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas. Melalui penilaian berbasis pada soal-soal HOTS, keterampilan berpikir kritis (creative thinking and doing), kreativitas (creativity) dan rasa percaya diri (learning self reliance), akan dibangun melalui kegiatan latihan menyelesaikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari- hari (problem-solving).
  1. Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah
Dalam Penilaian guru diharapkan dapat mengembangkan soal-soal HOTS secara kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi di daerahnya masing-masing.Kreativitas guru dalam hal pemilihan stimulus yang berbasis permasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan sangat penting.Berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat sebagai stimulus kontekstual.Dengan demikian stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal-soal HOTS menjadi sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secara langsung oleh peserta didik.Di samping itu, penyajian soal-soal HOTSdalam ujian sekolah dapat meningkatkan rasa memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di daerahnya.Sehingga peserta didik merasa terpanggil untuk ikut ambil bagian untuk memecahkan berbagai permasalahan yang timbul di daerahnya.
  1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik
Pendidikan formal di sekolah hendaknya dapat menjawab tantangan di masyarakat sehari- hari.Ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas, agar terkait langsung dengan pemecahan masalah di masyarakat.Dengan demikian peserta didik merasakan bahwa materi pelajaran yang diperoleh di dalam kelas berguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di masyarakat.Tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan stimulus kontekstual dan menarik dalam Penilaian, sehingga munculnya soal-soal   berbasis soal-soal HOTS, yang diharapkan dapat menambah motivasi belajar peserta didik.
  1. Meningkatkan mutu Penilaian
Penilaian yang berkualitas akan dapat  meningkatkan mutu pendidikan. Dengan membiasakan melatih siswa untuk menjawab soal-soal HOTS, maka diharapkan siswa dapat berpikir secara kritis dan kreatif. Ditinjau dari hasil yang dicapai dalam US dan UN, terdapat 3 kategori sekolah yaitu: (a) sekolah unggul, apabila rerata nilai US lebih kecil daripada rerata UN; (b) sekolah biasa, apabila rerata nilai US tinggi diikuti dengan rerata nilai UN yang tinggi dan sebaliknya nilai rerata US rendah diikuti oleh rerata nilai UN juga rendah; dan (c) sekolah yang perlu dibina bila rerata nilai US lebih besar daripada rerata nilai UN.
Masih banyak satuan pendidikan dalam kategori sekolah yang perlu dibina.Indikatornya adalah rerata nilai US lebih besar daripada rerata nilai UN. Ada kemungkinan soal-soal buatan guru
level kognitifnya lebih rendah daripada soal-soal pada UN. Umumnya soal-soal US yang disusun oleh guru selama ini, kebanyakan hanya mengukur level 1 dan level 2 saja. Penyebab lainnya adalah belum disisipkannya soal-soal HOTS dalam US yang menyebabkan peserta didik belum terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS. Di sisi lain, dalam soal-soal UN peserta didik dituntut memiliki kemampuan mengerjakan soal-soal HOTS. Setiap tahun persentase soal-soal HOTS yang disisipkan dalam soal UN terus ditingkatkan. Sebagai contoh pada UN tahun pelajaran 2015/2016 kira-kira terdapat 20% soal-soal HOTS. Oleh karena itu, agar rerata nilai US tidak berbeda jauh dengan rerata nilai UN, maka dalam penyusunan soal-soal US agar disisipkan soal-soal HOTS

PEREMASALAHAN :
Bagaimana pendapat anda,mengenai contoh soal tess yg sy buat? Sudahkah dapat menilai hots siswa?
Menurut anda, mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa?

13 komentar:

  1. saya akan menjawab pertanyaan rahmah, yakni Menurut anda, mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa?


    menurut saya jika ingin mengetahui kedalaman pemahaman siswa dan bagaimana proses berpikirnya akan sangat baik jika melalui soal essay dibandingkan pilihan berganda, hal ini dikarenakan dengan memberikan penilaian menggunakan format essay, guru akan lebih mudah memahami alur berpikir siswa dan indikator pencapaan HOTS siswa yang sudah maupun belum muncul pada jawaban siswa.dan apa yang dapat/perlu dilatih untuk meningkatkan proses berpikir siswa menuju HOTS(dievaluasi).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan kk rini. Untuk melihat pemahaman siswa yg lebih dalam memang soal tes essay yg efektif diabndingkan dengan soal plihan ganda namun disini bukan berati pilihan ganda tidak baik. Smua bentuk soal tentu punya karakteristik nya masing2. Namun untuk essay ini siswa di tuntut untuk mengurai jawaban satu persatu hingga kesimpulan. Berbeda dengan pilihan ganda yang sudah tersedia pilihan jawaban. Namun untuk soalny bisa kita buat dengan cara siswa mencari tau atau menguraikan soal dan jawaban juga hingga akhirnya mereka ketemu jawaban yg tepat di antara pilihan tersebut.

      Hapus
    2. saya setuju dengan kak rini dan dian bahwa Untuk melihat pemahaman siswa yg lebih dalam memang soal tes essay yg efektif diabndingkan dengan soal plihan ganda namun disini bukan berati pilihan ganda tidak baik. karena dengan soal tes essay guru dapat menilai bagaimana cara siswa menjawab pertanyaan.

      Hapus
  2. Disini soal tes berupa essay dan pilihan ganda mana yang lebih efektif, menurut saya tergantung sasaran diberikannya. Dimana pilihan ganda pun bila dirancang dengan asas HOTS maka akan terlihat sulit juga bagi siswa dimana siswa harus mencari dahulu jawaban dengan jalan perhitungan (apabila itu hitungan) setelah itu baru memilih jawaban yang benar, kalau essay memiliki jawaban yang terbuka. Apabila siswa yang diberikan soal HOTS yang prestasi belajarnya menengah ke bawah mungkin efektif bila diberikan soal pilihan ganda, namun apabila yang prestasi belaajrnya menengah ke atas maka lebih efektif diberikan soal essay.

    BalasHapus
  3. Menurut anda, mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa?

    Menurut saya yang lebih efektif adalah essay atau uraian, karena dari jawaban yang berupa penjelasan akan terlihat dari pola menjawab siswa, bagaimana pemikirannya apakah kritis, apakah jawabannya kreatif,dan apaka mampu menyelesaikan masalah secar sistematis. Sedangkan dengan pilihan ganda kita hanya mampu mengetahui hasil akhir dari pola berpikir siswa, jikapun benar jawabannya bisa jadi hasi tebak-tebakan pemilihan jawaban

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan kak melda, efektif soal essay karna bisa terlihat kemampuan hotsnya secara aktual. siswa dapat menjabarkan uraian jawaban.

      Hapus
    2. Menurut anda, mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa?

      Saya sependapat dengan kak melda dan rini,lebih efektif adalah essay atau uraian, karena dari jawaban yang berupa penjelasan akan terlihat dari pola menjawab siswa, bagaimana pemikirannya apakah kritis, apakah jawabannya kreatif,dan apaka mampu menyelesaikan masalah secar sistematis. Sedangkan dengan pilihan ganda kita hanya mampu mengetahui hasil akhir dari pola berpikir siswa, jikapun benar jawabannya bisa jadi hasi tebak-tebakan pemilihan jawaban, jawabn yg di berikan akan lebih terlihat HOTs nya.

      Hapus
  4. untuk menjawab permasalahan mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa, menurut saya pada prinsipnya keduanya model soal tersebut sama saja karena jika menggunakan prinsip dari soal-soal HOTS maka akan memerlukan analisis dan pemahaman mendalam. namun jika untuk melihat alur berpikir siswa tentang cara dia mengerjakan soal-soal tersebut maka lebih disarankan untuk menggunakan soal essay

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan fira menanggapi permasalahan tentang mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa,
      pada prinsipnya keduanya model soal tersebut sama saja jika menggunakan prinsip dari soal-soal HOTS maka akan memerlukan analisis dan pemahaman mendalam. namun jika untuk melihat alur berpikir siswa tentang cara dia mengerjakan soal-soal tersebut maka lebih disarankan untuk menggunakan soal essay. Namun secara umum soal essay memang terkesan lebih pas untuk kategori soal HOTS

      Hapus
    2. sependapat dengan teman-teman diatas menanggapi permasalahan tentang mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa,

      dalam penyusunannyalah yang menentukan efektifan nya. dengan tingkat daya kecoh yang tinggi pada soal pilihan ganda juga bisa mengukut HOTS siswa, tidak hanya dengan soal essai

      Hapus
  5. saya akan menjawab pertanyaan kk rahmah :

    Menurut anda, mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa?

    Menurut pendapat saya yang lebih efektif adalah soal essay dibandingkan soal pilihan ganda karena soal essay akan memerlukan analisis dan pemahaman mendalam sehingga mampu menyelesaikan permasalahan secara kritis dan mampu melihat HOTS siswa

    BalasHapus
  6. saya setuju dengan teman", lebih efektif menggunakan soal essay karena dari soal essay ini bisa terlihat kemampuan hotsnya secara aktual. siswa dapat menjabarkan uraian jawaban.

    BalasHapus
  7. Menurut anda, mana yg lebih efektif menilai dengan menggunakan soal essay ataukah pilihan ganda untuk melihat hots siswa?
    essay dung, kl pilihan ganda anak bisa tebak-tebak jinggo. essay menuntut siswa untuk mengembangkan jawaban berdasarkan wawasan yang dimilikinya

    BalasHapus